Liputan6.com, Jakarta Hari ini, tepat 22 Juli 95 tahun lalu, seorang penyair “binatang jalang” lahir. Chairil Anwar menjadi sastrawan ikonik yang dimiliki Indonesia, karena puisi-puisinya yang lugas, tegas, dan menjadi pembaharu bagi dunia puisi Indonesia pada saat itu.
Chairil Anwar meninggal dalam usia yang masih teramat muda, yaitu 27 tahun, akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Namun demikian, karya-karyanya masih tetap hidup dan terus bergema, cerita tentangnya juga tak pernah sepi dari pembicaraan banyak orang, bahkan di ruang akademis.
Berikut fakta-fakta dan cerita menarik tentang Chairil Anwar yang perlu Anda ketahui, seperti yang disusun tim Liputan6.com, Selasa (26/7/2017).
Puisi Modern
Chairil Anwar bukan hanya sekadar penyair dan penulis puisi. Dirinya juga dianggap sebagai pembaharu dunia puisi tanah air. Karya-karyanya sempat ditolak Majalah Pandji Pustaka karena dianggap menyimpang dari pakem teori puisi saat itu, namun kritikus HB Jassin menilai puisi-puisi Chairil Anwar sebagai bentuk puisi modern Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Chairil Anwar oleh HB Jassin dianggap sebagai pelopor puisi modern Indonesia dan masuk dalam angkatan 45.
Simak juga video menarik berikut ini:
Advertisement
Slogan
Chairil Anwar melewati masa remaja saat penjajahan Jepang. Saat itu seni menjadi alat propaganda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Banyak seniman ambil bagian untuk menyulut rasa nasionalisme Indonesia. Slogan-slogan diciptakan, salah satunya “Merdeka atau Mati!” yang diambil dari kata-kata Sukarno dalam pidatonya.
Perupa Affandi juga pernah mendapat tugas membuat poster propaganda, namun dirinya bingung dengan slogan yang ingin disematkan. Tercetuslah ide Chairil Anwar yang dengan spontanitas menyahut, “Bung Ayo Bung!”. Poster dengan gambar seorang pemuda melepas rantai yang melilit tangannya sambil membawa bendera merah putih itu kemudian disebar ke berbagai daerah, dan berhasil membakar rasa nasionalisme masyarakat.
Menurut sejarawan JJ Rizal, slogan “Bung Ayo Bung!’ yang dilontarkan Chairil Anwar ternyata terinspirasi dari ucapan pelacur-pelacur Jakarta yang menawarkan dirinya di Pasar Senen, yang dahulu sempat menjadi “markas” bagi para seniman kota, termasuk Chairil Anwar.
Advertisement
Para
Dalam buku Mengenal Chairil Anwar yang ditulis Pamusuk Eneste terungkap, meski dikenal urakan Chairil Anwar ternyata pandai memikat hati wanita. Beberapa karya puisinya bahkan ada yang diperuntukan khusus bagi mereka wanita yang pernah singgah di hati Chairil Anwar. Dalam buku tersebut diungkap beberapa wanita tersebut antara lain Dien Tamaela, Gadis Rasid, Karinah Moorjono, Sri Arjati, Ida, dan Sumirat. Nama-nama itu kerap menjadi judul puisi, masuk dalam bait, atau bahkan ditulis langsung oleh Chairil sebagai persembahan.
Tuduhan Plagiat
Meski menjuluki Chairil Anwar sebagai “Bapak Puisi Modern Indonesia”, kritikus HB Jassin dalam tulisannya pernah menyerang karya puisi Chairil Anwar yang berjudul Kerawang – Bekasi sebagai karya plagiat dari sajak The Dead Young Soldiers tulisan Archibald MacLeash.
Namun demikian HB Jassin tetap membela Chairil Anwar dan mengatakan dalam sebuah esainya, “sajak Chairil begitu bagus dan gambarannya lain sama sekali dengan sajak MacLeash. Memang mereka membicarakan hal yang sama. Tapi kalaupun orang mengklaim Krawang-Bekasi adalah sajak terjemahan, ya sebenarnya tidak juga. Saya merasa bahwa sajak ini sungguh-sungguh sesuatu yang dirasakan Chairil Anwar.”
Advertisement
Kenakalan Masa Remaja
Kenakalan masa remaja Chairil Anwar tidak hanya tertulis dalam puisi dan slogan-slogan propagandanya. Gaya hidup penyair angkatan 45 ini juga penuh dengan kenakalan dan cenderung urakan, mulai dari menggadaikan barang teman, mengunjungi lokalisasi di kawasan Senen, merayu gadis penjaga toko buku agar dapat membaca buku tiap hari, hingga merobek bagian buku di perpustakaan. Namun demikian, Chairil Anwar dikenal sebagai sosok yang tegas dan cinta tanah air.