Sukses

Kemenpar dan Garuda Food Kokoh Tebarkan Wonderful Indonesia

Kemenpar dan Garuda Food Kokoh Tebarkan Wonderful Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Kabar industri yang berbondong-bondong melakukan co-branding bersama Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia semakin deras. Merk-merk besar pun bakal bergabung dalam “Wonderful Indonesia Co-Branding Forum” pada 10 Agustus 2017, yang akan diluncurkan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta.

Kali ini yang memastikan bergabung bersama 19 korporasi lain adalah Garuda Food. Perusahaan makanan yang tempat produksinya berada di Pati, Jawa Tengah, itu termasuk yang sudah lama menggunakan cara modern dalam membangun brand.

"Kami gembira kembali bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mempromosikan produk asli Indonesia sekaligus mempopulerkan pariwisata dengan branding Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia yang semakin mendunia itu,” kata Hardianto Atmadja, CEO Garuda Food.

MoU rencananya akan dilaksanakan secara bersama-sama pada Kamis (10/8/2017) di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Lt 1, Jalan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Pusat.

Hardianto, yang meraih penghargaan sebagai CEO idaman kategori consumer goods dalam ajang Indonesia Most Admired CEO (IMAC) 2016 ini, menyampaikan bahwa tahun lalu pihaknya juga telah melakukan kolaborasi bersama Kemenpar.

"Tahun lalu promosi produk Garuda Food dengan branding Wonderful Indonesia untuk pasar mancanegara dan Pesona Indonesia untuk pasar nusantara. Kemasan baru dan branding ini juga akan tampil dalam iklan-iklan produknya, baik di TVC maupun video klip," ucap dia.

Untuk tahun ini, Wonderful Indonesia bersama Garuda Food akan bersama-sama menggarap pasar India.

"Kita telah berekspansi ke India pada 2012 lalu. Produk andalan kami kacang atom dan wafer stik. Brand chocolate (wafer stick) yang dibawa ke India dengan merk Gone Mad ternyata booming, merajai pasar, dan sangat disukai masyarakat," kata Hardianto.

Di India, imbuhnya, perusahaan Garuda Polyflex Food yang bertugas memasarkan produk Chocolatos dengan merek ‘Gone Mad’. Ini merupakan joint venture Garuda Food dengan Polyflex Pvt.

Dalam prosesnya, perusahaan menerapkan continues improvement, brand reputation, distribution network, serta cultural fit untuk dapat sukses sebagai ‘Global Chaser’ -- merk Indonesia yang perkasa di pentas dunia. Saat ini, Garuda Food Group juga menyasar pasar di beberapa negara seperti Cina, Vietnam, Singapura, Australia, serta sejumlah negara di Eropa, Amerika. dan ASEAN.

Bagi Kemenpar, dipilihnya India memang bukan tanpa alasan.

"India dipilih karena merupakan pasar yang potensial. Selama tahun 2016 saja sudah hampir 300ribu inbound dari India. Artinya, hampir setiap hari ada 900 orang yang terbang ke tanah air. Padahal, saat itu tidak ada direct flight dari India ke Indonesia." kata Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Plt Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata, Nusantara Hariyanto.

Belum lagi kedekatan India dengan Indonesia. Kisah Ramayana, Mahabharata, dan nama-nama pewayangan berasal dari negara yang terkenal dengan film Bolywood itu. Penyebaran Islam ke Aceh juga dari pedagang Gujarat, India, ratusan tahun silam.

"Ada kedekatan budaya yang bisa menjadi koneksi dan magnet pariwisata," kata Esthy.

Pada 2016, jumlah wisatawan India yang datang ke Indonesia ada 376.802 orang. Jumlah itu naik 28 persen dibandingkan dengan 2015. India memang salah satu pasar potensial yang perlu digarap karena setiap tahun ada 22 juta orang India pergi ke luar negeri. Sementara Indonesia baru dapat sekitar 1,5 persen dari 22 juta orang itu.

"Tahun ini Kemenpar menargetkan 550 ribu kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), naik 46% dibanding tahun lalu yang berjumlah 376.802 kunjungan. Dari kunjungan tersebut diharapkan bisa menarik devisa hingga US$ 550 juta atau sekitar Rp 7,32 trilliun," ujar Esthy.

Sementara itu, Hariyanto menyebutkan bahwa secara persyaratan Garuda Food sudah memenuhi kriteria lengkap untuk diajak berkolaborasi.

"Mulai persyaratan produknya, kemudian harus produk Indonesia dan distribusinya berskala Internasional, semuanya sudah terpenuhi," ucap dia.

Hariyanto juga menjelaskan, sejauh ini 20 brand sudah siap melakukan MoU. Semuanya terbagi dalam dua kategori, yaitu mitra food dan non-food. Merk-merk tersebut antara lain JJ Royal, Martha Tilaar, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik dan Gaia, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, Sido Muncul, Sekar Group, Krisna oleh-oleh, Secret Garden , Achilles, Sababay Wine, Bon Gout, Batik Trusmi, Dapur Solo, Malang Strudle, dan Garuda Food

“Pada MoU nanti akan disaksikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan para perwakilan brand seperti Teuku Wisnu, Martha Tilaar, Gusti Ngurah Anom, Dian Sastrowardoyo selaku founder frameatrip, dan masih banyak lagi,” kata dia.


(*)