Liputan6.com, Jakarta Tenun Sumba sudah dikenal menjadi kerajinan tangan yang bernilai tinggi. Karena keluhuran budayanya pula, Yayasan Dian Sastrowardoyo bekerja sama dengan Plaza Indonesia dan Samsung Galaxy S8 | S8+ menyelenggarakan pameran foto, video, dan instalasi kain dalam tajuk “Lukama Nduma Luri”. Pameran ini sudah dimulai pada 6 Agustus hingga 31 Agustus 2017.
“Saya mempunyai minat dan kecintaan yang besar terhadap kain tradisional Indonesia, bahkan mungkin bisa disebut bahwa itu adalah salah satu soft spot saya. Setelah mengenal Sumba, saya makin kagum atas kebudayaan budaya di sana. Dari alamnya yang indah, penduduk yang ramah dan tradisi yang kental dalam kehidupan sehari-hari, sampai keindahan kain tenunnya,” ungkap Dian Sastrowardoyo, Penggagas Yayasan Dian Sastrowardoyo di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Baca Juga
Pada kegiatan ini, banyak tujuan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Mulai dari pengenalan Pulau Sumba sebagai tujuan traveling yang memiliki objek wisata indah, mengenali proses pembuatan Tenun Sumba, serta membantu masyarakat Sumba akan kebutuhan hidup yang belum terpenuhi.
Advertisement
“Kami mendapatkan kebanggaan dapat hadir di sini, karena Sumba merupakan pulau paling selatan dan sering disebut pulau yang terlupakan. Tenun Sumba sendiri erat dengan ikatan budaya, dan tenun sangat penting dalam soal status dan kehidupan masyarakat,” timpal Tamu Umbu Pingi Ai, Raja Lewa Kambera, Sumba Timur saat ditemui di tempat yang sama.
Karena eratnya hubungan tenun dengan kehidupan masyarakat Sumba, pameran ini juga sebagai media untuk memperkenalkan kembali kecantikan dari kain Tenun Sumba Timur. Tidak hanya sebagai selembar kain, tapi juga karya wastra yang terbaik dari Indonesia.
Pameran “Lukama Nduma Luri – benang yang memberi ruh, kain yang memberi hidup” juga menghadirkan pameran foto karya Hakim Satriyo. Sedangkan video singkat yang menampilkan keindahan Sumba Timur, diproduksi oleh Davy Linggar Photography. Tidak hanya itu, ada pula video fashion karya Pritagita Arianegara dengan melibatkan Chitra Subiyakto selaku fashion stylist, yang menggambarkan keindahan Tenun Sumba dalam kombinasi modern.