Liputan6.com, Jakarta Peringkat Wonderful Indonesia terus didorong untuk berkibar di level dunia. Hingga Rabu (9/8/2017), sudah ada 20 brand yang merapat menyatukan kekuatan bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Misinya sama, yaitu semua ingin bersatu mendongkrak ranking Wonderful Indonesia yang saat ini menempati urutan ke-47 di World Economic Forum.
Nah, salah satu brand yang berkolaborasi dengan Kemenpar adalah Sababay Wine. Merk ini merupakan produk wine asli Bali. Sababay memberikan alternatif bagi konsumen baru yang sedang mencari anggur twist-top yang rasanya enak, manis, dengan kandungan alkohol rendah. Sangat pas bila dinikmati bersama cita rasa pedas kuliner khas Indonesia.
“Sababay Wine merupakan produk Indonesia yang dibuat dengan bahan dan proses pembuatan khas Indonesia. Produk-produknya juga sudah menembus pasar nasional dan internasional. Sangat tepat jika Wonderful Indonesia bisa disandingkan di setiap pruduknya,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Plt Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Hariyanto, di Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Advertisement
Esthy menjelaskan, jika co-branding dilakukan oleh dua brand yang sudah kuat, maka leverage effect-nya akan sangat luar biasa. Kekuatan dua brand tersebut bakal lebih powerful lagi.
“Nantinya akan sama-sama menguntungkan antara brand Wonderful Indonesia dan para pengusaha atau merk-merk tersebut,” ucap dia.
Ucapan wanita berkerudung tersebut memang sangat masuk akal. Saat ini, brand Wonderful Indonesia ada di posisi 47 dunia. Ranking-nya sudah jauh di atas Thailand yang berada di posisi 83 dan Malaysia di urutan 97. Kebetulan, prestasi Sababay Wine juga lumayan bagus. Pada 2015, keenam varian Sababay Wine telah mendapatkan penghargaan internasional, yaitu gold, silver, dan double gold. Bahkan, pada 2016, Sababay Moscato d’Bali sukses mengalahkan Moscato Rosa Jacobs Crips yang sangat terkenal dari Australia.
“Itu sebabnya kami sangat antusias. Saat ini Sababay Wine telah tersedia di berbagai jaringan ritel modern, hotel, restoran, dan kafe di Jakarta dan Bali. Belakangan, Sababay juga masuk ke Medan dan Lombok. Selanjutnya, Sababay akan masuk Yogyakarta, saat ini baru tahap membuka sub-sub distributor,” ucap CEO Sababay Industry, Evy Gozali.
Evy memaparkan, merk Sababay Wine merupakan terjemahan Bahasa Inggris dari kawasan Teluk Saba di Gianyar, Bali. Di sana merupakan tempat winery Sababay Industry yang berdiri sejak 2010 silam. Melalui Sababay Wine, Sababay Industry bertekad memperkenalkan wine asli Bali yang berasal dari buah anggur Alphonse lavalle, anggur merah lokal, dan Moscato, anggur hijau lokal.
“Hingga saat ini, Sababay mampu memproduksi 500 ribu botol wine asli Bali setiap bulannya yang dijual dengan harga Rp 200 ribu- Rp 300 ribu per botolnya. Kami membesut merek Sababay Wine, wine lokal asli Bali dengan varian wine di antaranya Pink Blossom, Ludisia, Moscato d’Bali, dan Reserve Red,” kata Evy.
Penyatuan kekuatan ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya merasa senang. Baginya, co-branding sangat penting dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan meningkatkan ekuitas dari brand yang bergabung. Misalnya, Garuda Indonesia yang melakukan co-branding dengan Citibank.
Dua-duanya jadi makin leluasa memperluas pasar dengan saling memanfaatkan customer base masing-masing. Garuda Indonesia bisa memanfaatkan customer base-nya Citibank, begitu pula sebaliknya.
“Garuda Indonesia terangkat menjadi ‘local champion yang mengglobal’. Sementara brand Citibank pun terangkat menjadi ‘global champion yang melokal’. Hasilnya adalah win-win partnership yang menghasilkan entitas gabungan yang jauh lebih powerful,” ucap Arief.
Selain Sababay Wine, rencananya ada 20 brand yang akan melakukan MoU bersama Kemenpar. Semuanya terbagi dalam dua kategori, yaitu mitra food dan non-food. Merk-merk tersebut antara lain Achilles, Garuda Food, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik & Gaia, Sunpride, Sarinah, Sekar Group, Krisna Oleh-Oleh, Secrect Garden, Martha Tilaar, Malang Strudle, JJ Royal, Dapur Solo, Rumah Zakat, dan Batik Trusmi.
(*)