Liputan6.com, Yogyakarta Saat kawasan lain berpacu menjadi lebih modern, Kulonprogo masih setia melestarikan permainan tradisionalnya. Hal tersebut terlihat dari permainan tradisional nglarak barak yang makin nge-hits di kalangan masyarakat Kulonprogo. Hal inilah yang kemudian membuat Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menggelar lomba nglarak barak tingkat kecamatan.
Maruki salah satu peserta dari Purwoharjo, Samigaluh, Kulonprogo, mengungkapkan rasa gembiranya bisa mengikuti lomba yang pertama kali digelar ini. Klaim negara tetangga terhadap beberapa permainan tradisional Indonesia juga menjadi latar belakang Maruki untuk semangat mengikuti lomba ini.
Baca Juga
"Jarang dimainkan tapi di Kulonprogo ini sudah lama dimainkan dan mulai jarang dimainkan takut hilang dan diklaim negara lain," ujar Maruki kepada Liputan6.com beberapa wakktu lalu.
Advertisement
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo sekaligus Ketua Panitia Lomba Nglarak Blarak, Untung Waluya, mengatakan, nglarak barak ini menjadi unggulan Kulonprogo dan telah menjadi juara satu dalam The Association for International Sport for All (TAFISA) World Games 2016 dari 116 peserta di dunia. Nglarak blarak ini menjadi salah satu olahraga tradisional bagi generasi muda.
"Kemenangan ini menjadi semangat dan membumikan konsep bela dan beli Kulonprogo," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo. Dirinya mengatakan, tahun 2014 lalu Kulonprogo menjadi juara dua tingkat nasional untuk kompetisi lomba tradisional. Lomba ini menjadi pemersatu warga sekaligus menjadi penanda warga untuk bekerja sama.
"Sebelumnya di tingkat desa hingga akhirnya di tingkat kecamatan. Kemudian mewakili kecamatan masing-masing di tingkat kabupaten," ujar Hasto.
Hasto biasa menyebut permainan ini dengan singkatan "Nglabrak" (nglabrak blarak). Sebutan ini bermakna lain bagi dirinya terutama di Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Sebab, ia ingin mengajak masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan. Selain mengandung kombinasi sempurna pendidikan, prestasi, dan rekreasi, nglabrak juga mengandung nilai-nilai budaya tertentu. Seperti melatih kebersamaan, kecakapan berpikir, tidak cengeng, berani, jujur, dan sportif.
"Nglabrak dimaknai pula dengan semangat nglabrak (melabrak) kemiskinan, nglabrak kebodohan. Menuju kesejahteraan, menuju kemakmuran Kulonprogo. Semangat ini yang harus dijaga," ujar Hasto menambahkan.
Â