Sukses

Angkasa Pura I Berikan Insentif Landing Fee ke Maskapai

Setelah AP II, Giliran AP I Berikan Insentif Landing Fee ke Maskapai

Liputan6.com, Surabaya Semangat Indonesia Incorporated untuk mendukung pariwisata Indonesia terus menggema. Setelah PT Angkasa Pura (AP) II memberikan diskon tarif untuk 12 bandara, sekarang giliran PT AP I (Persero) yang ikut menunjukkan dukungan. AP I menggratiskan biaya pendaratan atau landing fee bagi maskapai yang membuka atau menambah rute baru di Jawa Timur.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha AP I, Moch. Asrori, mengungkapkan bahwa terobosan tersebut dilakukan untuk meningkatkan lalu lintas wisatawan di Jawa Timur. Maskapai pun digandeng dan diberikan intensif menarik. Mereka didorong untuk membuka rute baru dan menambah frekuensi terbang.

“Dengan bertambahnya rute baru dan frekuensi terbang, pergerakan penumpang akan bertumbuh sehingga mendorong industri pariwisata daerah,” ujar Asrori, Senin (21/8/2017).

Selain tindakan tersebut, AP I juga telah meningkatkan traffic movement dari 25 penerbangan per jam menjadi 27 penerbangan per jam. Langkah ini diyakini bisa menambah kapasitas penumpang hingga satu juta. Dengan berbagai upaya itu, Asrori optimis bahwa pihaknya mampu mencapai target satu juta wisatawan mancanegara (wisman) Jawa Timur (Jatim) seperti yang dicanangkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“Jumlah kunjungan wisman pada 2015 naik cukup signifikan, yaitu 54 persen. Tahun lalu, kami juga mencatat 612.412 kunjungan wisman ke Jatim melalui Bandara Juanda. Jumlah itu naik 32 persen dibandingkan dengan 2015 yang hanya 463.596 kunjungan,’’ ucap Asrori.

Insentif landing fee tersebut diyakini bakal efektif. Selain men-drive maskapai ke daerah tujuan wisata, insentif ini juga sangat ampuh untuk mengurai kepadatan saat peak season. Pemberian insentif juga merupakan salah satu inovasi dan strategi dari AP I untuk dapat mengoptimalkan kinerja bandara serta memberikan alternatif pilihan jadwal penerbangan bagi masyarakat.

"Insentif untuk tarif mendarat itu diberikan PT Angkasa Pura I kepada badan usaha angkutan udara yang membuka rute baru dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan penumpang," kata Asrori.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menyambut baik upaya AP I yang akan memberikan diskon tarif pendaratan di bandara Juanda Surabaya. Mantan Dirut PT Telkom ini menyebut, air connectivity itu dijadikan critical success.

“Ini sangat bagus. Implementasinya excellent. Begitu problem ini disentuh, maka akan lebih banyak wisman masuk,” ujar Arief.

Menurut dia, harmoni dan sinergi bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan.

“Terima kasih atas dukungan ini. Harmoni dan sinergi adalah survival kita. Harmoni dan sinergi adalah kunci sukses kita. Kata kuncinya Indonesia Incorporated,” ucap Arief.

Contoh riilnya ada. Benchmarking-nya bisa berkaca pada Jepang. Di Jepang, kenaikan wismannya sangat tinggi, dari 10 juta turis pada 2013, melonjak hampir 20 juta pada 2017. Salah satu kunci suksesnya ada di konektivitas udara. Jepang "getol" membangun low cost carrier (LCC), yang mendorong lebih banyak travellers ke Tokyo.

“Jepang ternyata bisa. Target jumlah wisatawan masuk double, yang dipatok 10 tahun, tercapai 4 tahun. Asalkan kita kerja keroyokan, mau gotong royong, target double inbound tourism yang dicanangkan Presiden Jokowi, yaitu 20 juta pada 2019 itu, pasti bisa kita raih. Ada contoh yang konkret di Jepang," kata Arief.


(*)