Sukses

Angkat Wisata Negeri di Atas Awan dengan Festival Kopi Toraja

Angkat Wisata Negeri di Atas Awan dengan Festival Kopi Toraja 2017

Liputan6.com, Tana Toraja Pemerintah Daerah Tana Toraja menggelar Festival Kopi Toraja 2017 di Agro Wisata Pango-Pango pada 26-27 Agustus 2017. Acara yang didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini merupakan ajang diplomasi promosi pariwisata Tana Toraja yang kaya akan panorama alam, budaya, dan adat istiadat.

“Festival Kopi Toraja yang kita gelar ini salah satu tujuannya adalah untuk mengangkat brand kopi Toraja di dunia internasional. Begitu juga dengan pariwisatanya,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Promosi Dinas Pariwisata Tana Toraja, Rospita N. Biringkanae, Senin (21/8/2017).

Ia menjelaskan, saat ini kopi merupakan minuman tren di berbagai belahan dunia. Festival Kopi Toraja merupakan pesona Indonesia yang bertajuk ”A Bland Of Coffee, Culture, And Frienship”. Acara ini akan dimeriahkan pelaku, pengusaha, dan peracik kopi asli Toraja.

“Diharapkan melalui event tersebut mampu mendorong minat dan kebiasaan masyarakat minum kopi setiap hari,” ucap Rospita.

Sementara itu, penentuan lokasi acara memang sengaja ingin memperkenalkan Pango-Pango, sebuah kawasan hutan pinus yang sedang dikembangkan pemerintah Kabupaten Tana Toraja sebagai kawasan wisata agro. Kawasan hutan ini berada di ketinggian 1600-1700 Mdpl.

Letaknya yang cukup dekat dengan kota Makale, ibukota kabupaten Tana Toraja (sekitar 7 kilometer), membuat kawasan tersebut cukup potensial untuk menjadi objek wisata favorit. Kawasan yang dibuka sejak lima tahun lalu ini, sering dijadikan tempat berkemah dan tracking. Udaranya yang sejuk plus panorama alam yang sangat indah, membuat siapa saja yang berkunjung merasa betah.

Kawasan yang juga dikenal sebagai Negeri di Atas Awannya Tana Toraja tersebut, akan digarap maksimal dengan porsi promosi yang signifikan untuk menggenjot jumlah pengunjung ke tempat ini.

"Salah satu bentuk promosi terhadap kawasan agrowisata ini dengan menggelar Festival Kopi Toraja ini," kata Rospita.

Festival tersebut melibatkan banyak pihak, di antaranya Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, dan PKK Kabupaten Tana Toraja.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, dengan didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah, Eddy Susilo, mengatakan bahwa dalam dua hari festival, ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada hari pertama akan ada Kuliner Toraja, Pasar Kopi, Perang Kopi, Kopi Sore (seminar dan bincang kopi), serta musik akustik. Sementara itu, hari kedua akan diisi dengan Kopi Pagi (seminar dan bincang kopi) dan Kelas Kopi.

"Festival Kopi ini akan menghadirkan bintang tamu barista-barista dan pakar kopi Tanah Air, di antaranya Cindy Barista dari Jakarta, Ismail Barista dari Makassar, dan pakar kopi dari PT Sulutco Jaya Abadi, Mr. Sam," ujar Esthy.

Selain kehadiran para ahli kopi tersebut, pengunjung festival juga akan dihibur oleh beberapa band lokal ternama, seperti Tindoki Band, Undergrace/Delta and Friends, serta musik akuistik dan etnik.

Mr. Sam selaku pakar kopi dari PT Sulodco Jaya Abadi turut berpartisipasi dengan sharing dan berbagi pengalaman dengan semua hadirin.

Eddy menambahkan, selama festival kopi berlangsung, kawasan agro wisata Pango-Pango berada di atas ketinggian dengan suhu sejuk sehingga akan membuat para peserta nyaman.

"Para pengunjung akan disajikan kopi cita rasa dan aroma asli kopi Toraja dari barista ternama," ucap Eddy.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, festival kopi menjadi salah satu program dan strategi Kemepar untuk menjadikan kopi sebagai daya tarik dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara ke Tana Toraja.

"Diharapkan budaya minum kopi yang kuat di Tana Toraja (dapat) menarik pencinta kopi dari seluruh dunia," kata Arief, sembari menjelaskan bahwa festival kopi sangat membantu program Pesona Indonesia dalam rangka mencapai target kedatangan 15 juta turis mancanegara dan 260 juta wisatawan Nusantara di berbagai obyek wisata di Indonesia tahun ini.

Menurutnya, kopi sebagai salah satu bagian dari kuliner menjadi andalan untuk mempromosikan wisata Indonesia. Selain itu, sektor kuliner juga memberikan lapangan kerja. Dari 11 juta tenaga kerja yang berkecimpung di sektor pariwisata, 30 persen di antaranya bekerja di bidang kuliner atau restoran.

Arief mencontohkan, salah satu keberhasilan strategi pemasaran kuliner dari negara tetangga, seperti Thailand dan Cina, yang telah mendunia.

“Bagaimana (meniru) Thailand dan Cina mempengaruhi dunia dengan budaya kuliner," ujar dia.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, terjadi peningkatan sumbangan devisa maupun penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata. Pada 2013, perolehan devisa Rp 110,5 triliun dengan serapan 9,6 juta tenaga kerja.

Pada 2014 perolehan devisa naik menjadi Rp 133,9 triliun dengan serapan tenaga kerja 10,3 juta orang. Sementara itu, pada 2015 terus melonjak menjadi Rp 144 triliun dan penyerapan tenaga kerja 11,3 juta orang.


(*)