Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang seniman hanya mampu membuat karya menurut kehendak hatinya saja? Ternyata, seorang seniman tidak hanya membuat karya saja karena mereka merupakan sang pencatat sejarah yang penting untuk negeri ini. Seperti yang disampaikan oleh Suwarno Wisetrotomo, Kurator Fine Art Exhibition: Menjadi Indonesia di Plaza Indonesia, belum lama ini.
“Dalam sejarah perjalanan bangsa menjadi 72 tahun, keterlibatan seniman nyata adanya. Seniman adalah pencatat pada zamannya melalui seni yang muncul dalam metaforanya,” ungkap Suwarno.
Baca Juga
Berbagai catatan sejarah ini muncul dalam berbagai jenis karya seniman yang tetap ada dan dikenang hingga saat ini. Mulai dari patung-patung, lukisan, hingga berbagai slogan yang tidak akan lekang dari waktu. Berbagai jenis puisi dan prosa, juga merekam jejak-jejak perjuangan sehingga menjadi rujukan sejarah yang penting oleh generasi saat ini.
Advertisement
Pemaknaan yang bebas dan tidak mengikat menjadi salah satu keunggulan rekaman sejarah ini. Berbagai karya yang memiliki nada optimisme, pesimisme, hingga membangkitkan semangat semua bisa hadir tanpa penghukuman atas semua maknanya. Hal inilah yang membuat para seniman juga bekerja keras melalui karyanya, untuk menjadikan perubahan terhadap bangsa Indonesia.
Salah satu contohnya adalah karya-karya dari Srihadi Soedarsoni (1931), Edhi Sunarso (1932-2014), Abas Alibasyah (1928-2014), Rusli (1912-2005), dan nama lainnya yang turut terlibat secara nyata, dalam perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia. Para seniman ini juga turut mencatat sejarah melalui karya, catatan, hingga memahat sejarah tersebut dalam seni rupa yang tidak lekang oleh waktu.
“30 tahun lalu, seniman ikut serta dalam memerdekakan republik ini. Tapi seniman memiliki tugas berat untuk mewartakan zaman saat ini. Penting untuk bisa saling belajar untuk menyerap ilmu dari seniman senior lainnya,” tutup Suwarno.