Sukses

Teater Poda, Refleksi Kehidupan Dalam Pertunjukan Menyayat Hati

Kasih orang tua tidak akan tergantikan, inilah yang diberikan dalam Teater Poda dari NHKBP Kebayoran Baru di Usmar Ismail Hall.

Liputan6.com, Jakarta Teater menjadi sebuah media yang mampu memberikan pesan sekaligus hiburan menarik bagi para penontonnya. Hal ini juga disadari betul oleh para pemuda pemudi dari HKBP Kebayoran Baru, yang merayakan Hari Kebangkitan Pemuda Harheheon 2017. Mereka menyajikan sebuah pertunjukan teatrikal, musik, dan tari dalam “Teater Poda”, pada Sabtu, (2/9/2017).

Naposo HKBP Kebayoran baru sendiri merupakan kelompok pemuda gereja, yang mencoba menghadirkan budaya Batak pada generasi muda. Beranggotakan 10 pemain utama dan berbagai pemain pendukung, mereka menghadirkan sebuah cerita teater yang dekat dengan kehidupan sehari-hari yaitu cinta dengan orang tua.

Suasana pentas teater bertajuk 'Poda' di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Sabtu (2/9). Teater Poda juga diadakan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Pemuda Parheheon NHKBP Kebayoran Baru tahun 2017. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Pemeran utama dalam Teater Poda ini sendiri adalah Teresa Gerda, yang merupakan model profesional dan penyanyi muda berbakat. Echa, panggilan akrabnya, memerankan sosok Cindy yang tidak menyukai ibunya karena berlumur narkoba dan dosa masa lalu. Sedangkan lawan mainnya dalam teater ini, Markus sang pembangkang, merupakan anak yang sangat disayang oleh Ayahnya.

2 dari 2 halaman

Berlinang air mata

 Pemain NHKBP Kebayoran Baru tampil dalam pentas teater bertajuk 'Poda' di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Sabtu (2/9). Teater Poda menceritakan hubungan anak dan orangtua sebagai cinta paling dasar dalam kehidupan manusia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Latihan intensif dari bulan April 2017, ternyata memberikan hasil yang manis. Terbukti dari para penonton yang memenuhi Hall Usmar Ismail, terkesan dengan pertunjukan para pemuda ini. Bahkan orang tua Echa sendiri, berhasil tersihir dan berlinang air mata saat pertunjukan teater berlangsung. 

Kisah yang diadopsi dari The Prodigal Son dalam Alkitab ini, mencoba menyampaikan pesan kepada anak muda. Terutama mengenai rasa cinta dan hormat terhadap orang tua, yang menjadi cinta paling dasar dalam kehidupan manusia. Pertunjukan ini semakin lengkap dengan berbagai gubahan lagu yang diproduksi sendiri, dengan balutan kontemporer Batak.