Liputan6.com, Bali Bali terus mengoptimalkan potensi wisata baharinya. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bahkan menyebut potensi Pulau Dewata ini masih sangat besar untuk diberdayakan di sektor yang akan menjadi masa depan Indonesia, yaitu pariwisata.
"Jangan khawatir, pariwisata adalah sektor yang paling sustainable," ujar Arief.
Tidak seperti minyak dan gas bumi, yang ketika dieksplorasi lama-lama akan habis, pariwisata pendekatannya dengan pelestarian. Karena itu, prinsipnya, semakin dilestarikan semakin menyejahterakan.
"Termasuk potensi ikan lumba-lumba di Bali Utara, yang bisa menjadi atraksi yang menarik wisatawan," ucap Arief.
Bali adalah ratunya pariwisata. Alam di Bali dikenal menyimpan sejuta pesona, dan bukan hanya pantai Kuta, Sanur, atau Dreamland yang mempesona, tapi juga ada Pantai Lovina yang terletak di pesisir utara Pulau Bali, tepatnya sekitar 10 km arah barat Singaraja.
Advertisement
Keindahan alam Lovina, Bali, siap diperkenalkan kepada masyarakat luas di acara Lovina Festival 2017 bertema “Enjoy The Difference” pada 14-18 September 2017.
Dengan tema "Menikmati Perbedaan", Lovina Festival 2017 akan sangat hidup dan mampu menarik kekaguman dunia karena akan dimeriahkan dengan alam yang khas dan pertunjukan budaya Buleleng. Keindahan karang, pesona Tari Lumba-lumba Hidung Botol, dan daya tarik permainan Bull Race yang berputar, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
“Festival Pantai Lovina di Bali akan berlangsung selama empat hari. Kegiatan ini berpusat di Pantai Kalibukbuk dan didukung sejumlah komponen pariwisata di Buleleng sebagai upaya membangkitkan industri pariwisata di Buleleng, khususnya di Lovina, sebagai ikon pariwisata Bali Utara” kata I Nyoman Sutrisna, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng.
Ia menyebutkan, upacara pembukaan akan menghadirkan Baleganjur dan Parade Gebogan, serta Gong Kebyar dan tari Ki Barak Panji Sakti. Selanjutnya, akan ada Balap Banteng di Desa Kaliasem dan pertunjukan wayang.
Acara tersebut memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki Buleleng dalam berbagai bidang, termasuk memberdayakan masyarakat sebagai penyangga kawasan Lovina.
“Jadi ini juga ikon pantai kami di Bali Utara,” ujar Agung.
Pada hari kedua, giliran para pencinta yoga akan difasilitasi kegiatan Yoga Asana Health & Beauty. Selain itu, juga ada pameran kerajinan, pameran kuliner, pertunjukan tari, serta Sampi Gerubungan.
“Pada hari ketiga, pertunjukan seni masih dilanjutkan dengan band anturan kolaborasi, bonangan race, dan gong kebyar wanita Kalibukbuk Bondres,” ucap Agung.
Sementara itu, pada hari terakhir, akan dilaksanakan penutupan yang diikuti dengan Parade Megangsing, pertunjukan Kebyar, Megenjekan, dan Gong.
“Pantai Lovina tidak kalah cantik dari pantai-pantai lain di Pulau Dewata. Pasirnya berwarna hitam asli, tidak seperti pantai lain di Bali. Ombak di bibir pantai pun relatif tenang dan bersahabat sehingga memungkinkan pengunjung berwisata ke tengah laut dengan perahu nelayan. Asyik banget pokoknya,” kata Agung.
Dia mengatakan, atraksi yang paling dicari dari Lovina adalah pertunjukan lumba-lumba hidung botol atau tursiops truncatus. Pantai Lovina memang terkenal akan objek wisata lumba-lumba, karena itu sebuah patung berbentuk lumba-lumba setinggi sekitar 5 meter dibangun di dekat pintu masuk kawasan wisata.
“Anda dapat menyaksikan hewan pintar tersebut melompat-lompat di lautan lepas bersama kelompoknya. Biasanya mereka muncul pada pagi hari ketika matahari baru mulai menyingsing,” ujar Agung.
Festival Lovina diadakan sekitar 9 km dari Kota Singaraja atau sekitar 80 km yang ditempuh dengan waktu 3-4 jam perjalanan dari pusat Kota Denpasar. Aksesnya menuju ke sana dari Denpasar, di Terminal Bus Ubing di Utara Denpasar dengan menggunakan mini bus menuju Singaraja yang berjarak sekitar 11 km sebelah timur Lovina. Di Terminal Bus Singaraja, bisa melanjutkan perjalanan menuju arah barat dengan biaya sekitar Rp 30.000.
Sementara itu, dari bandara tidak ada pilihan transportasi umum. Wisatawan bisa menggunakan taksi dan langsung ke Lovina dengan durasi perjalanan sekitar empat jam atau lebih, dan biaya sekitar Rp. 300.000. Atau, bisa naik taksi menuju Terminal Bus Denpasar. Akses dari Gilimanuk dan Ubud, sekitar empat jam dari Gilimanuk dan sekitar 3 jam dari Ubud. Dari kedua daerah itu harus pergi menuju terminal bus Singaraja, biasanya ada mini bus yang langsung menuju Lovina.
Bagi Arief Yahya , event dan festival yang digelar di Bali Utara penting untuk menaikkan jumlah orang yang mengeksplorasi kawasan utara.
"Selain even ini, kami melihat Lovina mempunyai potensi yang perlu dikembangkan, contohnya lumba-lumba dan penyu yang banyak menetaskan telurnya di pantai dan tentu harus dikembangkan lagi cara pemasaran pariwisata di Lovina," ucap Arief.
"Bali adalah produk pariwisata Indonesia, kita harus menjadikan Bali sebagai destinasi utama. Jangan cuma Bali selatan saja, kita kembangkan Bali utara, timur dan bahkan barat,” kata dia.
Karena itu, Arief mendukung penuh Buleleng melakukan pengembangan pariwisata berkelanjutan. Terutama, untuk menjadikan kawasan Bali utara agar makin dikunjungi banyak turis. Apalagi, dunia bawah lautnya ciamik.
"Jadi Festival Lovina 2016 ini bisa memperkenalkan potensi pariwisata di Bali Utara. Salam Pesona Indonesia," ujar dia.
(*)