Liputan6.com, Banyuwangi Hutang janji Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat homestay dan desa wisata terpenuhi. Pada Sabtu (9/9/2012), Kementerian Pariwisata (Kemenpar), di bawah komandonya memberi dukungan pelatihan dan bantuan kepada Desa Wisata Kemiren di Banyuwangi.
Pelatihan pengelolaan homestay tersebut digelar selama dua hari, yaitu pada 8-9 September 2017. Ketua Tim Percepatan Wisata Perkotaan dan Wisata Pedesaan Kemenpar, Vitria Ariani, pun ikut terjun langsung mengawal materi pelatihan "Produk, Pengelolaan dan Pelayanan Homestay”.
"Saya melihat kekompakan warga dalam menjaga kelestarian lingkungan dan budaya asli setempat, "Osing", dan mengoptimalkannya untuk kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata. Ini harus didukung penuh karena akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Menpar Arief Yahya, dalam sambutannya, Sabtu (9/9/2017).
Advertisement
Keseriusan warga Kemiren dalam mengelola homestay desa wisata tersebut memang tinggi. Kuis yang dilontarkan Arief terkait desa wisata dan Sapta Pesona bisa dijawab sempurna oleh warga.
"Hebat sekali, saya tidak akan ragu dengan perkembangan desa wisata ini. Masyarakatnya sudah paham betul harus bagaimana," ucapnya.
Sebagai informasi, Desa Wisata Kemiren merupakan desa yang kental akan adat dan budayanya. Wisatawan datang berkunjung ke Desa Kemiren untuk berinteraksi langsung dan mengenal budaya suku Osing. Interaksi langsung tersebut akhirnya berimbas pada kebutuhan sarana akomodasi berupa homestay yang menunjang dan memadai.
Di sinilah Kemenpar mengambil perannya. Kemiren perlu didampingi dengan pembinaan. Warganya dilatih untuk menjadi agen perubahan. Tujuan akhirnya, menghasilkan warga yang mampu menyebarkan semangat serta mengajarkan cara baru manajemen dan tata kelola menjadikan desa wisata dengan pengelolaan homestay yang baik.
Sumbangan dan tips-tips wirausaha juga tak ragu diberikan oleh Arief yang merupakan Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.
"Homestay sekarang dikelola dengan cara koperasi. Skalanya kecil-kecil. Ini akan susah memenangkan persaingan, yang diperlukan adalah manajemen korporasi dengan menggunakan Teknologi Informasi, dijual secara online (di) nasional bahkan internasional. Jadi, tidak hanya untuk wisnus, ini juga bisa menarik wisman menginap di homestay," kata pria asal Banyuwangi tersebut.
Selain menggunakan pendekatan strategi pemasaran, strategi promosi juga menggunakan branding, advertising, dan selling (BAS). Kemenpar telah memfasilitasi pemasaran homestay melalui Indonesia Tourism Exchange (ITX).
"Desa wisata juga harus mampu menjual paket atraksi yang dimiliki, salah satunya melalui digitalisasi homestay tersebut. Sementara strategi media dilakukan dengan metode paid, owned, social media, dan endorser (POSE)," ujar Arief.
Melalui program tersebut, Kemenpar akan bersama-sama dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait secara #IndonesiaIncorporated akan turut membantu pengelola homestay mendapat bantuan dana pengembangan atau perawatan.
"Pembangunan homestay juga harus menggunakan arsitektur Nusantara. Ini yang menjadi kekuatan kita, sekaligus menjaga tradisi dan budaya. Kalau di Kemiren ya Rumah Adat Osing," ucap Arief.
Selain itu, dirinya juga mengingatkan dengan serius terkait kebersihan, khususnya toilet. Menurutnya, toilet menjadi salah satu faktor yang menentukan wisatawan bersedia datang atau kembali datang.
"Yang menjadi citra wisata kita itu kebersihannya, khususnya toilet. Akan menjadi sia-sia keindahan alam yang kita miliki, akan rusak image-nya hanya karena masalah kebersihan dan toilet yang jorok. Kita masih bermasalah dengan clean and hygiene, kita buktikan kalau kita bisa membalikkan keadaan," kata Arief.
Saat ini, di Desa Wisata Kemiren juga sedang dilaksanakan program kemitraan BTN untuk pinjaman renovasi rumah. Dana Rp 600 juta sudah disetujui untuk dua termin pelaksanaan. Sekarang sudah berjalan Termin 1 untuk 12 orang dengan total 24 unit kamar homestay. BTN bekerja sama dengan perangkat desa yang akan membantu menyiapkan surat keterangan bagi masyarakat untuk mempermudah penyaluran dana bantuan ini kepada masyarakat.
Di kegiatan tersebut, Arief didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Staf Khusus MenPar Bidang Informasi Dan Teknologi Samsriyono, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata Dadang Rizki, Ketua Tim Pokja 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Pokja Wisata Perdesaan Dan Perkotaan Vitria Aryani, serta Asdep Pemberdayaan Masyarakat Oneng S. Harini.
(*)