Liputan6.com, Jakarta Yerusalem merupakan destinasi wisata dunia yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Turis berduyun-duyun datang ke Betlehem untuk menyaksikan tempat lahir Yesus di sebuah gereja di Manger Square yang kini menjadi salah satu situs Warisan Dunia UNESCO.
Namun alih-alih ingin menemukan tumpukan jerami tempat Yesus dilahirkan, Anda akan menyaksikan tembok setinggi 26 kaki atau sekitar 8 meter dengan panjang mencapai 440 mil yang penuh mural mengutuk peperangan.
“Dinding di kota kami adalah bagian dari sejarah dan kehidupan penduduk sehari-hari,” ungkap penduduk asli Jerusalem, seperti dikutip dari laman NatGeo, Jumat (15/9/2017). “Gambar-gambar pada tembol membangkitkan emosi dan menghadirkan opini tentang konflik dua negara. Anda bisa menjelajahi berbagai aspek narasi konflik dua negara ini saat melihat tembok,” katanya menambahkan.
Tembok pemisah kawasan Palestina dan Israel yang dibangun sejak tahun 2000 penuh dengan grafiti anarkis sebagai bentuk protes yang nyata dari tindakan zionisme.
Yoray Liberman, seorang fotografer asal Israel yang melakukan perjalanan ke Betlehem mengatakan, “Di tempat ini saya ingin menemukan aspek artistik dari sebuah konflik. Perlawanan melalui grafiti, lukisan, dan warna. Selalu ada dampak dari dinding pemisah terhadap lanskap, ekologi, dan alam.”
Bansky merupakan salah satu seniman jalanan asal Inggris yang menjadikan tembok pemisah tersebut sebagai kanvas. Dirinya ingin, semua orang menyadari imbas dari konflik yang terus dipelihara. Gambar-gambar seperti gadis berkepala babi sedang menggekedah tentara, merpati yang dilindungi rompi anti peluru, hingga mural provokatif lainnya terasa sangat menyentil hati sanubari banyak wisatawan yang melihat.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Baca Juga
Advertisement