Sukses

4 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Saat Membayar Utang

Jangan membayar utang dengan 4 cara berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Memiliki utang adalah hal biasa. Bahkan hampir semua negara termasuk Indonesia, memiliki utang. Tapi tentunya kewajiban untuk membayar dan melunasi utang harus dipenuhi. Yang jadi masalah adalah ketika Anda tidak mampu atau bahkan tidak niat melunasinya. Itu namanya tidak bertanggung jawab.

Bagaimanapun, kita harus menemukan cara untuk membayar utang hingga lunas. Namun bukan sembarang cara.
Menurut DuitPintar.com, ada beberapa cara melunasi utang yang kerap dilakukan banyak orang, namun tanpa disadari cara-cara ini memiliki risiko berbahaya.

1. Berutang lagi
Ada yang mau bayar utang dengan utang lain alias berutang lagi, entah ke teman, ke keluarga, atau bahkan ke bank. Cara ini sangat tidak disarankan. Metode gali lubang tutup lubang ini ibarat hidup dengan bom waktu. Tinggal tunggu waktu saja saat jatuh ke lubang yang digali sendiri dan terkubur di dalamnya.
Bahkan anak-cucu bisa terkena efeknya ketika kita sudah meninggal dan utang belum lunas. Bukan harta yang diwariskan, melainkan utang berikut bunganya.

2. Menguras tabungan dan dana darurat
Tabungan, terutama dana darurat, memang dialokasikan untuk hal-hal yang bersifat darurat. Tapi untuk bayar utang? Tunggu dulu. Terlebih jika utang tidak langsung lunas setelah menguras tabungan. Akibatnya, kita bisa tidak punya pegangan lagi bila suatu saat membutuhkan dana mendesak. Sementara itu, cicilan masih berjalan lantaran utang masih tersisa.

3. Mencairkan semua produk investasi
Tujuan investasi adalah mendapatkan keuntungan entah dalam jangka pendek, menengah, atau panjang. Bila kemudian produk investasi dicairkan untuk bayar utang, tujuan itu tidak akan tercapai. Apa gunanya berinvestasi?
Apalagi investasi yang menerapkan penalti bila dicairkan sebelum waktunya, seperti deposito atau reksa dana terproteksi. Malah mengurangi potensi profit kan?

4. Jual semua aset
Cara membayar utang yang satu ini tidak sepenuhnya keliru. Perusahaan yang terlilit utang akan diminta menjual aset-asetnya agar utang bisa dilunasi. Namun ini adalah cara terakhir. Lakukan jika betul-betul terdesak, karena konsekuensinya adalah kehilangan aset yang bisa jadi berupa kebutuhan penting, seperti tempat tinggal.
Alih-alih menjual semua aset, pilih kira-kira mana yang bisa dilego terlebih dahulu. Seperti barang elektronik atau mungkin jual kendaraan pribadi.

Saat utang kian menumpuk, coba lakukan hal-hal berikut ini sebagai langkah awal:

1. Negosiasi dengan pihak yang diutangi
Ceritakan sejujurnya tentang masalah yang menghadang dalam melunasi utang. Negosiasi harus dilakukan dengan hati dan kepala dingin, tak perlu sampai terbawa emosi.

Bila berurusan dengan bank, negosiasi bisa berlangsung resmi di kantornya. Bukan mustahil nilai utang bisa dipotong setelah negosiasi, atau mungkin jangka waktu pembayaran diperpanjang.

2. Kurangi pengeluaran secara ekstrem
Bila sebelumnya pengeluaran sebulan total Rp 3 juta, potong hingga jadi Rp 1 juta saja. Mengurangi pengeluaran secara ekstrem bisa menjadi cara ampuh dan paling efisien untuk membayar utang.
Namun perlu diseleksi pos mana saja yang bisa dikurangi. Utamakan hal-hal yang sifatnya pelengkap atau bukan pokok, misalnya nonton bioskop atau makan di luar. 

3. Refinancing
Jika utang ke bank atau instansi keuangan, bisa cari refinancing kredit dengan bunga lebih rendah. Refinancing adalah mengganti suatu kredit atau pinjaman dengan kredit lain, terutama yang lebih ringan.
Hal ini bisa dilakukan kepada pemberi pinjaman yang sama atau pihak lain. Jika dengan pihak lain, nantinya utang kita dilunasi dulu dengan dana dari pihak tersebut. Setelah itu, kita ganti berutang ke pihak tersebut.

4. Konsultasi dengan perencana keuangan
Anda bisa meminta bantuan perencana keuangan untuk mencari solusi jika terlilit utang. Tentunya jasa ini memerlukan biaya, berbeda dengan tips-tips keuangan yang banyak tersebar di dunia maya.
Ingat, dililit utang bukanlah akhir dari kehidupan. Jangan mudah putus asa, apalagi melakukan hal-hal yang tidak masuk akal seperti melarikan diri atau malah bunuh diri. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

Â