Sukses

79 Ekspresi Kebebasan Bustier di Fashion Show Tunggal Eddy Betty

Bustier tak lagi dipakai sebagai dalaman, desainer senior menampilkan 79 koleksi busana dalam fashion show tunggal bertajuk Liberte

Liputan6.com, Jakarta Gaya busana dan tren fashion akan selalu berulang, hal ini yang diusung desainer senior tanah air Eddy Betty dalam peragaan tunggalnya bertajuk Liberte. Liberte diambil dari bahasa Prancis yang berarti kebebasan.

Lewat koleksi ini, Eddy Betty meluapkan kebebasannya berkarya dalam desain yang tidak biasa. Masih mengusung sentuhan bustier sebagai identitasnya, Eddy memberikan warna baru dalam gaun yang lebih modern dan kekinian.

Setelah sembilan tahun tidak mengadakan fashion show tunggal, Eddy Betty yang telah banyak menciptakan tren ini, kembali membawa tren bustier yang berulang. Koleksi ini dipersiapkannya dalam waktu enam bulan.

"Koleksi ini dikerjakan kurang lebih enam bulan. Kebebasan akan terlihat dari desain yang tidak biasa digunakan pada bagian luar busana. Material yang digunakan juga tidak biasa," kata Eddy Betty pada konferensi pers Rabu (20/9/2017), di Raffles Hotel.

Sebanyak 79 look koleksi Eddy Betty ini dipersembahkan di hadapan para pecinta fashion. Desain yang longgar, pipih, dan lekat teramu di atas bahan multi karakter dengan warna dalam rentang palet yang sangat luas. Beraneka siluet dimainkan pada bahan tebal, tipis, kasar, halus, dengan warna-warna lembut dan tenang seperti krem, hijau, dan biru.

 

 

2 dari 3 halaman

Material koleksi

Sang Desainer menggunakan bahan yang tidak biasa seperti pada penggunaan voilette, yang biasanya digunakan pada topi. Eddy juga menggunakan bahan kaku, yang biasa digunakan oleh kaum kelas menengah pada abad 18 sebagai bahan untuk tirai, jok, seprai, atau apron sebagai jubah. Namanya, toile de jouy, biasanya hadir dalam warna biru, merah, dan hitam, yang bermotif khas gambar-gambar berulang dengan suasana piknik di tepi danau pedesaan.

Kebebasan tecermin dalam busana-busana koktail yang beraneka motif dan penuh warna, bercorak geometris, corat-coret kuas dengan percikan tinta emas. Siluet transparan, meski bertumpuk-tumpuk dan berlapis-lapis mendominasi koleksi. Kemampuan sang perancang untuk mendorong jauh tiap rancangannya dari kelumrahan ini yang menjadikan gaun-gaun klasik ala Eddy Betty menghembuskan napas glamor keelokan masa kini.

3 dari 3 halaman

Detail glamor pada gaun

Embellishment semacam bulu-bulu menjadi elemen mode yang dikemas rapi, rumit, halus, mendetail dan membutuhkan keterampilan tangan yang mumpuni. Untuk mengaitkan busana yang satu dengan lainnya dalam satu tema, Eddy menciptakan bustier atau korset, yang telah dikenal merupakan identitas karyanya, sebagai benang merah dalam peragaan ini. Bustier dipresentasikan dalam bilangan yang memungkinkannya untuk digali terus menerus.

Jika dahulu bustier hanya diperkenankan berada di dalam busana, oleh Eddy Betty sekarang tampil kebalikannya. Bustier juga menjadi mungkin hadir dalam gaya transparan saat Eddy ingin mencapai kesan ringan dan seksi. Bisa juga digabungkan dengan gaya peplum yang mekar dengan kesan keanggunan. Serta dapat ditonjolkan dengan unsur lipit-lipit di dalamnya yang mengesankan gaya glamor.