Liputan6.com, Jakarta Sama dengan daerah lainnya di Indonesia, Nias memiliki berbagai ragam budaya dan kekayaan alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Nah, jika Anda bertanya kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi Nias, maka 23 - 26 November 2017 adalah saatnya. Silakan contreng dan lingkari tanggalnya. Siapkan diri Anda untuk hadir di Pesta Ya'ahowu 2017.
Di acara ini seluruh kesenian dan budaya Suku Nias yang tersebar di seantero Kepulauan Nias akan ditampilkan. Selama lima hari, masing-masing kabupaten dan kota di Nias akan menunjukkan ragam budaya dan seni mereka.
Sebut saja ragam permainan rakyat seperti Rago Ue, Fafusi, Fabelugama dan Fabiri. Serta yang tidak ketinggalan adalah lompat batu khas Nias, Fahombo. Semuanya akan dihadirkan. Dijamin masyarakat dan wisatawan akan terpuaskan dan jatuh cinta dengan Nias.
Advertisement
Wakil Walikota Gunungsitoli selaku Ketua Tim Pelaksana Pesta Ya'ahowu Kepulauan Nias 2017, Sowaa Laoli mengatakan, pelaksanaan tahun ini sangat spesial karena untuk pertama kalinya Pesta Ya'ahowu dilangsungkan secara bersama-sama oleh empat pemerintah kabupaten dan satu pemerintah kota yang ada di Kepulauan Nias.
Sebelumnya pesta Ya'ahowu dilaksanakan oleh masing-masing daerah. "Dan kota Gunungsitoli ditunjuk untuk menjadi tuan rumah berdasarkan keputusan dalam Forum Kepala Daerah Kepulauan Nias lalu," ujar Sowaa Laoli, Jumat (22/9).
Sowaa mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengenalkan bagaimana budaya-budaya Nias ke masyarakat Indonesia dan dunia serta wisatawan. Bahwa masyarakat Nias memiliki budaya yang sangat kental dengan kehidupan sehari-hari sehingga layak untuk menjadi daya tarik pariwisata.
"Selain itu harapannya kegiatan ini menjadi sebuah rangkaian tahapan ke depan bahwa Kepulauan Nias dijadikan daerah tujuan wisata oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia," ujar Sowaa.
Dari paparan Sowaa, setiap daerah telah mempersiapkan kontingen-kontingen yang akan melakukan pertunjukkan. Pihak penyelenggara juga sudah mempersiapkan lokasi yang akan dijadikan tempat penyelenggaraan.
"Kita sudah mempersiapkan sebuah taman Ya'ahowu di kota Gunungsitoli yang view-nya langsung ke laut. Sangat indah," kata dia.
Kebetulan, tren wisatawan ke Nias mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan ada nuansa baru dalam dunia kepariwisataan di Gunungsitoli dan Kepuluan Nias pada umumnya. "Kami berharap kegiatan ini semakin mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Kepulauan Nias," ujar Sowaa.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Gunungsitoli yang dalam kegiatan ini menjabat sebagai Sekretaris Tim Pelaksana, Yasokhi Tertulianus Harefa mengatakan, pelaksanaan pada tahun ini di set sangat menarik.
Standarnya sudah mengacu pada taste global. "Konsep acaranya akan lebih karena ada penyempurnaan, termasuk dalam atraksi seni dan budaya dari masing-maaing kabupaten dan kota," kata dia.
Dari saat ini Yasokhi mengatakan telah berkoordinasi dengan masing-masing kabupaten lainnya untuk menginventarisir seni dan budaya yang akan ditampilkan. Hal ini agar tidak ada kesamaan budaya yang akan ditampilkan nanti.
"Kami juga telah meminta untuk segi tampilan dapat dikemas dengan baik. Mulai dari sisi busana, koreografi, semuanya ditata dengan baik. Mengingat tahun ini targetnya didatangi ribuan wisatawan," kata dia.
Pesta Ya'ahowu Kepulauan Nias akan dibuka pada 23 November pagi dengan pembukaan pameran produk-produk unggulan, cinderamata dan ragam kuliner khas Nias. Berbarengan dengam itu juga akan dibuka Festival Seni Pahat yang diikuti setiap kabupaten dan kota di Kepulauan Nias. Tema karya seni pahat akan dikaitkan dengan sejarah dan budaya Nias.
Pada sore hari, bertempat dari Lapangan Mwrseka menuju Taman Ya'ahowu akan digelar pawai budaya yang akan diikuti langsung kepala daerah/wakil kepala daerah dengan menggunakan pakaian adat bernuansa Nias. Masing-masing kontingen juga akan menampilkan atraksi seni budaya saat pawai. "Selanjutnya baru pembukaan resmi dilakukan setelah pawai," ujar Yasokhi.
Atraksi seni dan budaya masih akan berlanjut hingga keesokan harinya. Sementara lomba permainan rakyat akan digelar pasa Sabtu (25/9) di Lapangan Merdeka Gunung Sitoli.
"Akan ada juga Lomba Dayung Perahu Tradisional yang masing-masing perahu akan dihias motif Sobawalarasa berornamen Nias pada hari Minggu," ujar dia.
Selanjutnya Gunungsitoli Night akan disuguhkan pada Minggu (26/9) di Taman Ya'ahowu sebagai bagian dari acara penutupan sekaligus memperingati hari jadi Pemerintah Kota Gunungsitoli ke-9.
"Gunungsitoli Night merupakan pesta hiburan rakyat. Nanti akan ada salah satu artis dari Jakarta juga akan memeriahkan acara ini," kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik digelarnya “Pesta Ya’ahowu 2017”. Festival yang sempat dihadiri Menkumham Yasonna Laoly di edisi 2016 itu dikatakannya bakal semakin menduniakan Nias.
Apalagi sebelumnya Nias sudah lebih dulu dikenal dengan ombaknya yang menjadi favorit surfer dunia. “Nias bakal semakin diperhitungkan dalam peta pariwisata dunia,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar sendiri sangat optimistis pariwisata Nias akan semakin cepat berkembang dan dikenal masyarakat luas. Kunci kesuksesannya lantaran kepala daerah yang kompak dengan satu tujuan menjadikan Nias sebagai destinasi wisata. Dalam istilah yang disebut Menpar adalah CEO Commited.
Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri, harus ada sinergisitas yang kuat dalam konsep pentahelix maupun incorporated. 50 persen keberhasilan pariwisata tergantung CEO Commitment tersebut.
“Kalau mau berterus-terang, saya hanya akan bantu provinsi,kabupaten/kota yang gubernur atau bupati/walikota yang benar-benar committed dan konsisten membangun pariwisata,” ujar Arief Yahya.
Ia mengatakan, dengan komitmen dan dukungan CEO serta seluruh stakeholder, tidak mustahil target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo dapat tercapai.
“Target 20 juta wisman pada2019 akan tercapai. Pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Salam Pesona Indonesia,” tutup Arief Yahya. (*)