Liputan6.com, Jakarta Langkah gigih serta strategi tepat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam mempromosikan sektor pariwisata terus membuahkan hasil. Tidak hanya dalam minat kedatangan wisatawan mancanegara (wisman), tetapi juga minat investor asing yang ingin menanamkan modalnya di sektor pariwisata.
Kini, investor dari London, Paris, dan New York telah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka pun mulai menjajaki kelaikan investasi di sektor pariwisata di Indonesia.
Hal tersebut diketahui setelah Menteri Pariwisata, Arief Yahya, didampingi Ketua Tim Pokja 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah S Thaib, menerima kedatangan CEO Wellington Capital Advisory (WCA), David Burke, di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Selasa (10/10/2017).
Advertisement
Hiramsyah mengatakan, dalam audiensinya, David Burke melaporkan dan menyampaikan tiga hal. Pertama, bahwa WCA selaku analis dan financial investment advisor yang berbasis di Jakarta dan Singapura, ia telah menerima berbagai permintaan kajian untuk kelaikan investasi di sektor pariwisata di Indonesia.
"Terutama kliennya dari London, Paris dan New York," ujar Hiramsyah, Kamis (12/10/2017).
Kedua, dengan sinyal kuat dari para investor itu, ia mengatakan, WCA sangat berharap dapat turut membantu mempromosikan peluang investasi di "10 Bali baru" maupun destinasi existing lainnya.
"Karena sudah mendapat banyak intereset dan letter of intent untuk berinvestasi di sektor perhotelan dan pariwisata di beberapa wilayah di Indonesia,"Â ucap Hiramsyah.
Ketiga, penawaran kerja sama yang diajukan WCA ini adalah "Zero Rupiah" alias tanpa biaya. WCA hanya meminta untuk di-supply berbagai materi dan lokasi-lokasi potensial destinasi investasi pariwisata yang clean and clear dari sisi perizinan.
"Dan tentunya yang sejalan dengan arah pengembangan pemerintah," kata Hiramsyah.
Selanjutnya, WCA akan membantu memasarkan peluang destinasi investasi pariwisata kepada kliennya dan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kemenpar. Khususnya, dalam pemenuhan kebutuhan investasi di sektor pariwisata dan sektor private untuk pemenuhan amenitas yang nilai kebutuhannya mencapai 10 miliar dolar AS.
Arief Yahya pun mengapresiasi ketertarikan dari WCA dalam membantu mempromosikan destinasi investasi di sektor pariwisata Indonesia. Ketertarikan ini, menurutnya, karena pariwisata Indonesia memang "seksi". Indonesia memiliki potensi yang tinggi di sektor pariwisata dan membutuhkan banyak sentuhan dalam penataan destinasi, sehingga dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, termasuk kehadiran investor yang berperan di dalamnya.
"Pariwisata merupakan salah satu leading sector di Indonesia, WCA tidak akan salah membantu Kemenpar dalam pengembangan pariwisata," ujar Arief.
Ia mengatakan, pertumbuhan pariwisata Indonesia saat ini adalah yang tertinggi. Sampai Juni, pertumbuhan wisatawan mancanegara mencapai 22,4 persen. Dibanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,01 persen, maka terbilang pertumbuhan wisman yang identik dengan penerimaan devisa, naik empat kali lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi nasional.
"Untuk branding, tahun 2017 Wonderful Indonesia ranking 47 dan masuk cluster 1. Amazing Thailand ada di ranking 68 dan Truly Asia Malaysia di ranking 85," ucap Arief.
Merujuk pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Panjaitan, saat membuka secara resmi "The 19th Teochew International Convention" beberapa waktu lalu, bahwa Indonesia sangat terbuka untuk investasi. Indonesia negara yang aman untuk investasi dan memiliki return yang bagus. "Jadi, investasi di Indonesia, di pariwisata pasti bikin untung," ucapnya.
Â
Â
(*)