Liputan6.com, Jakarta Melalui surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 830 tahun 2017, Bandara Blimbingsari akan berganti nama menjadi Bandara Banyuwangi. Hal tersebut diungkapkan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Dirinya mengatakan, pergantian nama dilakukan agar masyarakat Indonesia dan dunia lebih mengenal lagi Banyuwangi. Menurut dia, pergantian nama bandara ini akan lebih efektif dalam mempromosikan Banyuwangi sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
“Nama Banyuwangi lebih banyak dikenal dibandingkan Blimbingsari. Sudah banyak juga bandara yang langsung menggunakan nama kotanya,” ungkap Anas, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Rabu (18/10/2017).
Usut punya usut, Blimbingsari sendiri ternyata hanyalah nama kecamatan di Banyuwangi, tempat bandara tersebut berdiri. Menurut Anas, nama Banyuwangi juga menyimpan banyak cerita, mengandung legenda, dan banyak yang bisa digali dari nama Banyuwangi.
Advertisement
Menurut catatan, Bandara Blimbingsari sendiri baru mulai beroperasi pada 2010. Pada 2014, Pemda setempat mengembangkan terminal baru berkonsep hijau pertama di Indonesia. Saat ini bandara satu-satunya di Banyuwangi ini melayani enam kali rute penerbangan, yaitu tiga dari Surabaya oleh Garuda Indonesia dan Wings Air, serta dua rute Jakarta–Banyuwangi oleh Nam Air, dan baru dibuka satu kali rute Jakarta–Banyuwangi oleh Garuda Indonesia.
Seiring dengan makin dikenalnya Banyuwangi sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia yang menyuguhkan beragam atraksi wisata menarik, jumlah penumpang bandara ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Catatan Pemda Banyuwangi menunjukkan, pada 2011 jumlah penumpang hanya 7.826 orang. Selang lima tahun kemudian, yaitu pada 2016, jumlah kunjungan melonjak hingga 1.339 persen, menembus angka 112.661 orang. Hingga akhir tahun ini, Bandara Banyuwangi diprediksi akan dikunjungi sekitar 150.000 orang.