Liputan6.com, Jakarta Pernah melihat bagaimana romantisnya seorang pria melamar wanita pujaan hatinya? Hal ini adalah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih, terutama kaum wanita. Apakah Anda salah satunya?
Namun, pahamkah Anda terpikir sejak kapan prosesi pria melamar wanita ada? Dilansir dari thelist.com, Selasa (24/10/2017), berikut ini adalah sejarah mengapa pria melamar wanita. Penasaran?
Baca Juga
Sejarah pernikahan
Advertisement
Pernikahan dimulai sejak Zaman Batu, sebagai sarana untuk membangun kelompok, serta mengatur kelompok yang berbeda. Pernikahan berbicara tentang kebutuhan kelompok yang lebih besar, mengubah orang asing menjadi keluarga.
Sampai akhirnya pernikahan menjadi transaksi ekonomi dan politik, yang berarti menemukan pasangan pria yang baik adalah bentuk investasi penting bagi kaum wanita. Barulah pada abad ke 18, pernikahan didasarkan pada pasangan yang saling mencintai.
Wanita dianggap sebagai kepemilikan
Ya, selama berabad-abad lamanya, wanita diperlakukan seperti properti, dipindahkan dari keluarga satu ke keluarga lainnya saat prosesi lamaran hingga pernikahan berlangsung. Pada zaman dahulu, wanita menikah untuk menyelesaikan atau membayar hutang.
Wanita terlalu emosional untuk memilih pasangan
Sejak lama wanita dianggap terlalu emosional dan tidak masuk akal untuk dipercaya untuk memilih suami yang baik. Inilah mengapa kaum pria dianggap sebagai pengambil keputusan yang lebih rasional dan berkepala dingin, serta pihak yang paling mungkin untuk melamar terlebih dahulu.
Â
Sejarah pria melamar wanita
Pria sebagai penyedia kebutuhan
Seiring dengan berkembangnya pengertian pernikahan karena cinta, pria dianggap sebagai penyedia kebutuhan dan wanita adalah pengasuh, sekaligus penerima manfaat dari pekerjaan pria tersebut. Karena inilah, waktu yang tepat untuk pria melamar seorang wanita seringkali disesuaikan dengan kematangannya secara finansial.
Kesulitan pernikahan modern
Ya, seorang pria tahu dirinya sangat mencintai pasangannya, ekspresif secara emosional, dan ingin menikah. Sayangnya, banyak pria saat ini memilih untuk tidak terikat.
Sedangkan, tekanan budaya bagi wanita membuatnya sangat ingin dilamar. Faktanya, norma melamar dalam masyarakat modern ini telah banyak bergeser.
Advertisement