Liputan6.com, Jakarta Memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Pemerintah Kabupaten Belu yang berada persis di titik nol perbatasan antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste, akan menggelar Festival Fulan Fehan di Padang Savana Fulan Fehan, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Rabu (35/10/2017), festival ini akan diramaikan dengan beragam pentas seni, yang melibatkan 5.000 penari tari tradisional dari Kabupaten Belu dan Malaka, ratusan kuda poni, hingga tamu-tamu penari dari negara ttangga, Timor Leste.
Baca Juga
Tak hanya itu, festival ini juga akan diramaikan oleh Atambua Culture Fashion Festival, pameran tenun ikat, hingga kompetisi sepakbola. Sebagai penutup acara, akan hadir ribuan penari Likurai yang melibatkan koreografer Eko Supriyanto dari ISI Surakarta.
Advertisement
Pemilihan Desa Belu sebagai tempat berlangsung festival bukan tanpa sebab, selain desa dianggap sebagai tempat lahirnya seni tradisi, di Desa Belu juga tersimpan artefak-artefak dan peninggalan sejarah tentang keindonesiaan.
Pemda Belu juga menyadari, saat ini pengembangan budaya di NTT hanya berpusat di kota-kota, sehingga potensi desa yang sebenarnya kaya tidak terekspose. Oleh karenanya, penguatan budaya di perbatasan menjadi suatu hal yang penting dilakukan, apalagi di tengah maraknya gempuran budaya asing di Indonesia.