Liputan6.com, Jakarta Selain dikelilingi beragam pulau kecil nan menawan, Morotai yang ada di ujung timur pasifik, atau masuk dalam kawasan Maluku Utara ini juga punya beragam situs bersejarah, salah satunya Museum Trikora.
Moseum Trikora berada di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan, berjarak sekitar 2 kilometer dari Kota Daruba. Monumen ini dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat dalam operasi Trikora. Dari pulau yang indah ini, tentara Indonesia membangun basis kekuatan untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah.
Trikora sendiri merupakan akronim dari Tri Komando Rakyat, yang didengungkan Sukarno pada 19 Desember 1961 di Alun-alun Yogyakarta dalam rangka membebaskan Irian Barat.
Advertisement
Irian Barat yang saat ini dikenal dengan nama Papua Barat merupakan salah satu wilayah sengketa yang diperebutkan Indonesia dengan penjajah Belanda. Berbagai diplomasi dilakukan untuk mengembalian Papua Barat ke tangan Indonesia, mulai dari perjanjian Roem-Royen hingga Konferensi Meja Bundar.
Pantauan Liputan6.com, museum ini berisi berbagai benda peninggalan bersejarah, mulai dari potongan-potongan dokumentasi hingga diorama yang memajang replika peralatan alutsista yang dimiliki tentara Indonesia pada saat itu.
Tak hanya itu, di bagian luar juga terdapat monumen Trikora yang menggambarkan semangat tentara Indonesia dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diresmikan berdiri oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012, monumen ini menjadi sangat eksotis dengan latar belakang pemandanan pantai Kepulauan Morotai yang sangat indah.
Video: Andi Jatmiko/ Liputan6.com
Puteri Pariwisata Maluku
Kathy Monica, Puteri Pariwisata Maluku Utara saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (10/11/2017) mengatakan, mengunjungi museum ini bisa mengingatkan kita sebagai generasi muda pada momen-momen ketika bangsa ini diperjuangkan. Dari sejarah seharusnya kita bisa belajar menghargai semangat para pahlawan merebut kemerdekaan.
“Semangat para pahlawan itu bisa jadi pelecut generasi saat ini untuk terus memperjuangkan hak mereka dapat pendidikan dan masa depan yang gemilang,” ungkat Kathy.
Advertisement