Liputan6.com, Jakarta Mendaki gunung yang berkarakteristik hutan di musim hujan memang bukan perkara mudah, selain butuh persiapan fisik yang prima, peralatan juga harus mumpuni. Bukan hanya medan yang berat, ribuan binatang penghisap darah alias pacet yang masuk ke dalam tubuh tanpa diketahui juga menjadi tantangan lain yang harus dihadapi.
Namun demikian, banyak cara yang bisa diaplikasikan untuk melepaskan gigitan pacet saat mendaki gunung di musim hujan. Tri Hardiyanto, seorang pendaki gunung profesional kepada Liputan6.com, Selasa (14/11/2017) mengatakan, salah satu cara yang sering dilakukan para pendaki profesional adalah menyemprotkan obat nyamuk lotion atau bisa juga menggunakan air tembakau.
Baca Juga
KAI Expo 2024 Kembali Digelar di Jakarta, Ada Promo Tiket Kereta Panoramic Hanya Rp199 Ribu
8 Rute Penerbangan Wings Air Dibatalkan Sementara 15 November 2024 Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Ditinggalkan Turis Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Tingkat Okupansi Hotel Labuan Bajo Berkurang hingga Nol Persen
“Pacet yang nempel di kulit kan susah lepasnya, ditarik begitu saja susah. Semprotin lotion anti nyamuk langsung rontok itu, bisa juga pakai air tembakau,” ungkap Tri.
Advertisement
Lebih jauh dirinya mengatakan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk setidaknya mencegah tidak lebih banyak pacet yang masuk dalam tubuh saat mendaki, salah satunya adalah dengan menggunakan pakaian model tight untuk bawahan, dan baselayer untuk atasannya.
“Tapi itu juga gak jamin pacet gak masuk lagi, tapi paling tidak itu bisa mengurangi pacet masuk ke dalam tubuh. Pengalaman saya di Bukit Raya, dari leher sampai ujung kaki ada mas, entah dari mana datangya, biasanya dari dahan-dahan pohon pacet juga banyak,” kata Tri menambahkan.
Hisapan Darah Pacet
Pacet sendiri, ungkap Tri, punya karakteristik yang tidak banyak menghisap darah yang menyebabkan seseorang bisa kekurangan darah. Namun apabila gigitan pacet ditarik begitu saja, dan meninggalkan gigi pacet, maka kulit akan terus mengeluarkan darah.
Untuk mengobati gigitan pacet, Tri bersama tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days biasa menggunakan anti-septic. Meski gigitan pacet meninggalkan bekas, namun lama-kelamaan akan hilang.
Advertisement