Sukses

Kampanye Gajah Sumatera, KBS Gelar Story of The Gentle Giant

Kebun Binatang Surabaya (KBS) menggelar acara bertajuk Story of The Gentle Giant, sebagai bentuk kampanye perlindungan gajah Sumatera.

Liputan6.com, Surabaya Sadar akan populasinya yang kian mengecil, Kebun Binatang Surabaya (KBS) mengajak masyarakat untuk mencintai dan melestarikan gajah Sumatera melalui acara bertajuk "Story of the Gentle Giant". 

Humas PDTS KBS, Laily Widya Arishandi mengatakan, “Story of the Gentle Giant” merupakan cerita tentang gajah Sumatera yang memiliki postur besar seperti raksasa, namun berhati lembut. “Dalam acara Story of the Gentle Giant kami berusaha menyampaikan pesan untuk memberikan edukasi sejak dini soal pelestarian lingkungan dan makhluk hidup terutama pada Gajah Sumatera,” tutur Laily, Minggu (19/11/2017).

Menurutnya, saat ini gajah Sumatera masuk dalam daftar merah The International Union For Conservation of Nature (IUCN) sebagai spesies kritis. Sehingga KBS mengajak berbagai pihak untuk peduli terhadap keberadaan gajah Sumatera.

“Ada beberapa gerakan dalam 31 gerakan gajah Sumatera dari Forum Komunikasi Mahout Sumatera (FOKMAS), di antaranya mengangkat kaki dan belalai, duduk, berbaring dan lainnya. Hal ini ditunjukkan agar pengunjung mengetahui kebiasaan gajah,” katanya.

Dia mengatakan, terdapat perbedaan antara gajah Sumatera dan gajah Afrika. Postur gajah Afrika lebih besar dibandingkan gajah Sumatera. Telinga gajah Afrika lebih lebar dari pada gajah Sumatera. "Kepala gajah Afrika lebih rata, sedangkan gajah Sumatera bergelombang," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Konservasi Gajah

Mahout gajah Sumatera KBS, Rendra Setiawan menambahkan, pentingnya keberadaan gajah jinak di Lembaga Konservasi (LK) guna mempertahankan populasinya di luar yang semakin menurun.

“Meskipun anak-cucu kita tidak berada di alam liar atau hutan, mereka nantinya akan tetap bisa melihat gajah Sumatera karena keberadaanya di LK dipertahankan. Mereka dapat dipertahankan dengan cara dirawat, menjaga kondisinya hingga program breeding,” katanya.

Mahout yang pernah belajar tentang gajah Sumatera di Way Kambas, Lampung itu menuturkan, gajah jinak juga berfungsi menghalau gajah liar yang berniat masuk ke kampung. Gajah jinak bisa menghalau gajah liar agar tidak terjadi konflik dengan manusia.

“Saat ini seringkali gajah Sumatera dinilai sebagai hama karena mereka masuk ke kampung, sehingga terjadi konflik antara gajah dan manusia. Dengan adanya gajah jinak, maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir. Namun sebagai manusia, kita semua juga harus menjaga keberadaan Gajah Sumatera,” ujarnya.