Liputan6.com, Sawahlunto Selama November, Sumatera Barat (Sumbar) diisi dengan beberapa even bertaraf Internasional. Salah satunya adalah Sawahlunto Internasional Music Festival (SIMFes) 2017 yang digelar pada 4 hingga 5 November 2017.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, mengatakan bahwa Sawahlunto International Music Festival merupakan gelaran kesenian yang dijadikan wadah untuk menuangkan ide-ide kreasi tanpa batas dalam dunia musik bagi seniman dan musisi. Festival ini mampu memperlihatkan keragaman musik dari berbagai etnik dunia, sehingga dapat mengembangkan dialog budaya antar bangsa berdasarkan semangat bhinneka.
“SIMFest juga merupakan perpaduan Heritage City yang indah, musik yang bergelora, dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton yang membuat SIMFes selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya,” ujar Esthy, yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kemenpar, Wawan Gunawan di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Advertisement
Esthy melanjutkan, SIMfes menyajikan perpaduan musik komposisi etnik, modern, dan kontemporer di Kota Sawahlunto. Berbagai pengisi acara dari dalam dan luar negeri unjuk gigi di even yang sudah diselenggarakan untuk ke-delapan kalinya ini.
“Musisi-musisi terbaik dari dalam dan luar negeri, seperti Oktivi Ansambel Music, Lalang, Daood Debu, Sisir Tanah, Hototoska, Adien Lopez, The Cigarman Blues, Jesse Lesse, On and On, Diskopantera, dan Sawahlunto New Ansamble,” ucap Esthy.
Wawan menambahkan, SIMFest kali ini bertemakan “Fullmoon Heritage Wonderland”. SIMFes tahun ini akan memberikan sensasi lain untuk menikmati pagelaran musik. Selain sebagai pertunjukan musik etnik dunia, even ini juga menyuguhkan fenomena alam bulan purnama terbesar pada 2017 yang dapat dinikmati oleh para pengunjung yang dipusatkan di Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto.
“Acara ini bertujuan untuk menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antar budaya dan antar benua. Serta mencintai kearifan Kota Tambang Batu Bara menuju Kota Warisan Dunia dan meningkatkan apresiasi terhadap musik etnik kontemporer di Tanah Air,” kata dia.
Selain menikmati pertunjukan musik, lanjut Wawan, pengunjung SIMFes juga dilibatkan dengan berbagai kegiatan dalam program Zero Waste atau kampanye bebas sampah dengan melibatkan siswa/i Sekolah Menengah Pertama sebagai penggerak di program ini dan akan diikuti oleh komunitas komunitas serta pengunjung.
“Juga akan ada workshop musik yang bersifat edukasi dan transfer knowledge. Akan dikemas kedalam bentuk workshop dengan pemateri dari musisi SIMFes, yaitu Daood Debu dengan materi perkusi khas Turki Darabuka dan juga materi perkusi khas Flamenco Spanyol,” ujarnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga sepakat dengan deputinya untuk medukung SIMFest 2017. Menurutnya SIMfest dapat mendorong perkembangan Kota Sawahlunto sebagai kota wisata sejarah dan budaya, serta terciptanya multiplayer effect perekonomian.
“Sejak SIMFes dilaksanakan tahun 2010, berbagai musisi dunia telah tampil menyemarakan panggung musik tahunan ini, mulai dari sejumlah negara di Afrika seperti Sinegal dan Abijan, juga ada dari Mexico, Hawai, Mongolia, Taiwan, Malaysia, dan sejumlah musisi terkemuka dari Indonesia. Selamat dan sukses untuk acara SIMFest 2017,” ucapnya.
(*)