Sukses

Lingga Dikukuhkan Sebagai Bunda Tanah Melayu

Dihadiri JK, Tamadun Melayu Antarbangsa Kukuhkan Lingga Sebagai Bunda Tanah Melayu

Liputan6.com, Lingga Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa resmi digelar di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (19/11/2017). Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama sejumlah pejabat menghadiri langsung acara ini.

Selain Wapres, turut hadir Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, serta Gubernur Jambi Zumi Zola. Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa merupakan sebuah gagasan yang bertujuan memperkenalkan Kabupaten Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengangkat "Batang Terendam" dan menjadikan Kabupaten Lingga sebagai bahan rujukan budaya Melayu sedunia. Juga mengeratkan hubungan orang-orang Melayu yang ada di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan negara lainnya. Perhelatan ini akan berlangsung hingga Minggu (26/11/2017).

Bupati Lingga, Alias Wello, mengatakan bahwa acara tersebut menjadi salah satu upaya dari Kabupaten Lingga guna memperkuat dan mempromosikan diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peradaban Budaya Melayu.

Daik Lingga merupakan Pusat Pemerintahan Kebesaran Kesultanan Lingga pada tahun 1878 hingga 1900. Kebesaran ini telah meninggalkan peradaban kejayaan yang masih dapat dilihat di Lingga hingga hari ini.

"Berupa peninggalan situs cagar budaya yang tersebar di hampir seluruh perairan Daik, Dabo Singkep, dan Senayang hingga bahasa Melayu, adat-istiadat dan sikap-sikap kemelayuan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Lingga," ujar Alias.

Ia melanjutkan, dalam kegiatan yang bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Lingga ke-14 itu, kekuatan budaya diharapkan dapat menjadi modal yang kuat guna semakin memperkenalkan Kabupaten Lingga.

"Kegiatan ini diharapkan dapat mempromosikan pariwisata mealui seni dan budaya Kabupaten Lingga sebagai pusat kebudayaan Melayu dimata dunia internasional," ucap Alias.

Ke depannya, imbuh dia, acara tersebut akan digelar secara berkelanjutan dengan pengelolaan acara yang semakin baik, serta dengan suguhan seni dan budaya Melayu yang lebih beragam.

Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa sendiri diisi dengan berbagai suguhan, yakni pawai budaya Tamadun Melayu, pertujukan seni, permainan rakyat tradisional Melayu, pameran museum, bazaar kue dan Mueh Juadah Melayu, panggung puisi, pameran UKM dan pariwisata, serta yang tidak kalah menarik adalah perbincangan Budaya Tamadun Melayu.

Selain itu, ada juga Festival Gunung Daik dimana 150 orang wisatawan asing dari berbagai negara akan berpartisipasi menuju Gunung Daik, salah satu cagar alam dan budaya di Kabupaten Lingga.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), dalam sambutannya mengatakan bahwa budaya Melayu memiliki peran dan andil yang besar bagi bangsa dan negara. Bagaimana budaya dan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional kita walaupun penduduk atau suku Melayu bukanlah yang terbesar.

"Tapi semua rela Melayu menjadi bahasa pemersatu," kata JK, yang dalam kesempatan itu dianugerahi gelar Sri Perdana Mahkota Negara oleh Lembaga Adat Melayu (LAM).

Dengan kekuatan budaya dan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Lingga, diharapkan dapat semakin memperkuat daya tarik Kabupaten Lingga sebagai salah satu pusat kebudayaan Melayu.

"Harapan semuanya, Tamadun Melayu harus menjadi perekat kemajuan secara bersama-sama. Potensi di laut, darat, menjadi modal nasional dan masyarakat disini untuk mencapai kemajuan. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran dan modal secara bersama-sama," ujar JK.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, mengatakan bahwa sebagai "Bunda Tanah Melayu", Kabupaten Lingga memang memiliki potensi yang kuat di sektor budaya.

"Sebagai daerah yang kental dengan budaya Melayu, maka program kerja yang berorientasi pada upaya mempertahankan, memperkenalkan, dan memajukan Kebudayaan Melayu di Kabupaten Lingga ini memang wajib untuk dilakukan. Salah satunya melalui Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa ini," ucap Esthy, didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar, Eddy Susilo.

Melalui potensi budaya, diharapkan sektor pariwisata di Kabupaten Lingga semakin meningkat, sehingga dapat menjadi salah satu kekuatan utama, baik bagi Kabupaten Lingga maupun Kepulauan Riau (Kepri) secara keseluruhan.

Terlebih lagi, Kabupaten Lingga juga memiliki potensi yang tak kalah indah dengan daerah lain. Dengan 604 gugusan pulau yang tersebar di Kabupaten Lingga, potensi wisata baharinya juga kuat. Sebut saja Pulau Benan, Pantai Dungun, Pulau Benaah, Pulau Berhala, dan Pulau Dayung, yang kesemuanya menyimpan potensi dan pemandangan bawah laut menawan.

"Dengan kedekatan budaya dengan masyarakat rumpun Melayu lainnya di berbagai negara, tentu daya tarik Kabupaten Lingga akan semakin kuat," kata Esthy.

Hal senada diutarakan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Menurut dia, Lingga menjadi salah satu keindahan budaya yang dimiliki tanah Kepri. Selain itu, Kepri juga masuk ke dalam program crossborder karena penyeberangan ke Batam, Bintan, dan Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat melalui Kepri. Akses penyeberangan juga semakin banyak.

"Karena itu dengan banyak event internasional di Kepri, akan menghidupkan industri pariwisata di sana," ujarnya.

Arief menjelaskan bahwa saat ini yang mesti diperhatikan adalah kekuatan konsep acara, keunikan, akomodasi, dan penerimaan masyarakat daerah tersebut kepada para wisatawan.

"Selamat dan sukses atas penyelenggaraan PMTMA, sukses buat warga Lingga dan Kepri," ucapnya.

 

 

(*)