Sukses

Kopi Oey, Hasil Jeritan Bondan Winarno soal Mahalnya Harga Kopi

Mahalnya harga kopi di kafe membuat Bondan Winarno mendirikan Kopi Oey.

Liputan6.com, Jakarta Bondan Winarno meninggal pada Rabu (29/11/2017) pagi. Namun, sosok yang terkenal dengan istilah maknyus ini akan selalu dikenang. Salah satunya, jeritannya akan harga kopi yang mahal.

Bondan Winarno menilai harga kopi yang ditawarkan di kafe kebanyakan sangat mahal. Ia pun berpikir bagaimana caranya supaya menyediakan tempat minum kopi yang nyaman, tetapi dengan harga yang terjangkau.

Nongkrong di warung kopi sudah menjadi gaya hidup banyak orang. Tempat yang nyaman dikombinasikan dengan teman ngobrol yang seru sudah pasti menjadi kegiatan menyenangkan. Ditambah lagi dengan harga yang bersahabat, nongkrong di warung kopi bisa dijangkau oleh siapa saja.

Atas dasar ini, Bondan Winarno mendirikan Kopitiam Oey. Kini outlet-nya sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kecuali yang ada di Jalan Sabang, Tune Hotel Pasar Baru, Bandung dan Sentul City, seluruh outlet bersifat kemitraan.

Melansir dari situs Kopitiam Oey, Rabu (29/11/2017), sebuah tulisan dengan gaya jadul menjadi filosofi Bondan Winarno dalam mendirikan Kopitiam Oey. Sebuah tulisan dengan ejaan lama alias jadul, dengan judul "Koffie Ko’ Mihil?", berikut sekilas tulisan yang menceritakan alasan Bondan Winarno mendirikan Kopitiam Oey.

"Saja berfikir keras oentoek bisa menjadjiken koffie bermoetoe di tempat njang njaman, tetapi harganja tida bole mahal. Haroes ada oentoeng, soepaja oesaha bole voortbestaan alias teroes madjoe. Tetapi, para tamoe misti diberi harga njang masoek akal, soepaja marika njang boemipoetra maoepoen kaoem vreemde oosterlingen atawa kaoem peranakan njang toempa dara di negeri ini dapet bangga menikmati koffie sebagai productie bangsa sendiri

Saya berpikir keras untuk bisa menyajikan kopi bermutu di tempat yang nyaman, tetapi harganya tidak boleh mahal. Harus ada untung, supaya usaha boleh voortbestaan alias terus maju. Tetapi, para tamu mesti diberi harga yang masuk akal, supaya mereka yang bumiputra maupun kaum vreemde oosterlingen (orang Timur Asing) atau kaum peranakan di negeri ini dapat bangga menikmati kopi sebagai produksi bangsa sendiri," tulis Bondan Winarno.

 

2 dari 2 halaman

Terlibat secara aktif

Sebagai pemilik tunggal PT Kopitiam Oey Indonesia, Bondan Winarno masih terlibat secara aktif di Kopitiam Oey, dari mendesain dan menentukan interior dan eksterior outlet, membuat dan menentukan menu-menu yang akan disajikan, serta menjaga kualitasnya dan juga menerima serta menanggapi setiap pertanyaan, saran dan kritik dari para pengunjung Kopitiam Oey melalui akun Twitternya.

Kini sosoknya telah tiada. Namun, usahanya untuk mengeksplorasi kuliner Indonesia terus dikenang. Selamat jalan, Bondan Winarno...

Â