Liputan6.com, Doha Konektivitas udara menjadi perhatian Duta Besar (Dubes) RI di Qatar, M. Basri Sidehabi. Contohnya, ia terus merayu Qatar Airways untuk terbang ke Indonesia.
Akhirnya, sudah ada Air Service Agreement (ASA) dengan maskapai yang pernah sukses memperoleh penghargaan World's Best Airlines 2011 dan 2012 itu. Destinasi ke Surabaya, Medan, Batam, dan Manado, akan segera ditembus dari Doha, Qatar.
“When-nya belum tahu, tapi sudah ada upaya buka pintu. Hasilnya ya ASA tadi,” ujar Basri, Rabu (29/11/2017).
Advertisement
Gigih, ngotot, dan agresif. Tiga hal ini menjadi kunci kesuksesan merayu Qatar Airways terbang ke Indonesia. Jurus Basri hanya satu, pantang putus asa sebelum goal-nya tercapai.
“Background saya militer. Jadi harus fight untuk Indonesia. Harus fight bantu pariwisata. Qatar Airways memilih empat kota tadi karena market-nya sesuai dengan selera pasar Middle East,” ucapnya.
Surabaya punya Sunan Ampel. Di sekitarnya juga ada Batu, Malang, dan Bromo Tengger Semeru. Daerahnya pun sejuk, sangat pas untuk pasar Qatar.
Medan juga tak jauh beda. Di sana ada Danau Toba, danau yang punya ombak besar seperti laut.
Kawasannya pun sedang dipersiapkan menjadi ’10 Bali Baru’. Danau Toba merupakan yang terbesar kedua di dunia, dan danau vulkanik terbesar pertama di dunia. Bahkan, Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba luasnya sebesar Singapura.
Batam ceritanya lain lagi. Destinasi yang hanya terpaut 30 menit dari Singapura ini belakangan semakin populer, kian ramai dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman). Bahkan, Desember 2017-Maret 2018 nanti, Batam bakal didarati pesawat charter flight dari Korea. Wisata bahari, golf, kuliner, dan belanjanya sangat menarik.
Sementara Manado, destinasinya sudah lebih dulu booming setelah dikunjungi puluhan ribu wisman Tiongkok. Wisatawan yang suka bahari bisa ke Bunaken, sedangkan yang mencari udara dingin bisa ke Tomohon.
“Kalau empat-empatnya bisa ditembus, bayangkan potensi income-nya. Saya yakin akan sangat tinggi karena Qatar sangat kaya. Tukang azan di masjid saja mendapat gaji 2000 Dolar AS per bulan,” kata Basri.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Nia Niscaya, memiliki pendapat serupa. Dari data yang sudah dihimpun Kemenpar, spending wisman Qatar memang sangat tinggi, angkanya mencapai 1330 Dolar AS per visit.
“Data Passenger Exit Survey 2016 memang seperti itu. Kalau ditambah dengan penerbangan tambahan ke empat destinasi tadi, jumlahnya bisa sangat spektakuler karena spending dan length of stay wisman Qatar ada di atas wisman biasa,” ujarnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ikut semangat melihat kegigihan Basri. Dia yakin, Wonderful Indonesia bakal lebih tajam menghujam di benak masyarakat dan ekspatriat yang tinggal di Qatar.
“Inilah yang kami sebut Indonesia Incorporated. Kompak di semua lini untuk membangun pariwisata Indonesia,” ucapnya.
Keyakinan Arief masih sama, ketika komitmen CEO atau orang nomor satunya sudah solid, maka semua akan berjalan lebih kencang. Target 20 juta pada 2019 itu bukan lagi angan dan mimpi, tetapi benar-benar di depan mata.
“Terima kasih Pak Dubes, Salam Wonderful Indonesia,” kata dia.
(*)