Sukses

Ternate Hidupkan Wisata Bahari dengan Festival Kora-Kora

Kota Ternate memiliki beragam cara untuk mendongkrak potensi wisata bahari.

Liputan6.com, Ternate Sebagai pintu masuk destinasi bahari di Maluku Utara, Kota Ternate memiliki beragam cara untuk mendongkrak potensi wisata bahari. Salah atraksi paling dinanti setiap tahun adalah, Festival Perahu Kora-Kora. 
 
Pada 2017, Festival Kora-kora memasuki tahun ke-7. Dinas Pariwisata Ternate sengaja memilih  kora-Kora karena perahu ini bagian dari sejarah Ternate di masa lalu. Festival ini menjadi cara Pulau Seribu Benteng ini melestarikan budaya.
 
Kora-Kora nama perahu perang khas Kesultanan Ternate. Zaman Kesultanan Ternate, Kora-Kora menjadi kendaraan perang untuk menalukkan musuh sekaligus memperluas jajahan Kerajaan Ternate. 
 
Kemudian, masa kolonial VOC perahu Kora-Kora digunakan untuk Pelayaran Hongi atau Ekspedisi Hongi, suatu bentuk pelayaran dengan tujuan menjaga monopoli rempah-rempah termasuk Hak Ekstirpasi, hak memusnahkan pala dan cengkeh. 
 
Sejarah panjang Kora-Kora menjadi inspirasi Dinas Pariwisata Ternate membuat event pariwisata reguler setiap tahun. Selain ramai pengunjung, gelaran ini sukses menggaet minat promotor wisata menghelat expo/ pameran untuk plesir ke Ternate.
 
Deputi Pengembangan Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti menilai, Festival Kora-Kora di Ternate bukan cuma atraksi budaya, tetapi memiliki nilai sejarah di masa lampau untuk mengundang wisatawan.
 
“Festival ini mempromosikan Kora-Kora sebagai bagian penting sejarah dan budaya masa lalu di Ternate. Sebagai bagian dari budaya, atraksi ini tentu sangat menarik kunjungan wisatawan,” ujar wanita berkacamata ini.
 
Budaya masih memegang peranan penting sektor pariwisata di Indonesia. Dia menjelaskan, 60 persen wisatawan mancanegara ke Indonesia karena budaya, 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.
 
Menurut Esthy, Ternate terletak di lokasi strategis jalur perdagangan dan jasa menuju ke Indonesia Timur sehingga membuat sektor wisata Ternate memiliki nilai tambah dari daerah lain di ujung timur nusantara.
 
“Festival Kora-Kora bisa menjadi daya tarik sendiri bagi sebelum berkunjung lebih jauh ke Maluku Utara. Potensi ini sangat besar bagi Ternate untuk mengembangkan sektor parwisata sekaligus meningkatkan sektor perekonomian, karena Ternate ini terletak di lokasi sangat startegis, “ ucap Esthy. 
 
Tahun ini, Festival Kora-Kora dipusatkan di kawasan Land Mark Pantai Ternate atau Alun-Alun Kota Ternate. Kegiatan Festival Kora-Kora beraneka ragam mulai dari lomba dayung perahu kora-kora, peserta hanya bermodal dayung dan peralatan keselamatan seperti life jacket sedangkan untuk perahu kora-kora akan disiapkan oleh Disbudpar Ternate. Festival ini semakin lengkap dengan lansekap pemandangan Gunung Gamalama di kota Ternate.
 
Meski event ini sudah cukup populer di Ternate, namun Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman menilai event ini masih terlalu singkat dan minim atraksi. Dia berjanji, tahun depan bakal membuat festival serupa namun dengan jangka waktu lebih panjang.
 
 “Tahun depan, kami bakal merancang event ini bakal lebih lama dan menantang. Kami akan buat peserta mengelilingi pulau Ternate sepanjang kurang lebih 10 km. Nanti kami juga membedakan antara kapal kora -kora Sultan dan para hulubalang. Selain menarik, tentu event ini ke depan bakal lebih panjang.” papar Burhan.
 
Terpenting, dari seluruh rangkaian Festival Kora-kora, bagi Menteri Pariwisata, Arief Yahya ini mampu membangkitkan sektor perekonomian masyarakat.
 
"Culture values harus ada tiap daerah. Terpenting itu harus ada economic value. Ternate terletak di lokasi startegis, sektor pariwisata di Ternate harus memberikan dampak perekonomian besar bagi masyarakat . Ternate  harus menjadi pemain utama untuk menggerakkan sektor pariwisata di Indonesia Timur,”kata Menpar Arief Yahya.
 
 
(*)