Liputan6.com, Jakarta Sambal Indonesia bikin kangen, benar tidak, ya? Satu hal yang membuat orang yang tinggal di luar negeri rindu dengan kampung halaman adalah makanannya. Apalagi makanan Indonesia yang terkenal sedap, terbukti dengan masakannya yang berturut-turut memenangkan makanan terenak di dunia.
Bagi orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, makanan diakui sebagai faktor yang membuat mereka homesick. Mereka pun mencari cara agar dapat menemukan makanan Indonesia di negeri orang, salah satunya sambal.
Baca Juga
Belanda adalah satu dari negara-negara dengan komunitas Indonesia terbesar. Maka tak heran banyak masakan Indonesia dapat ditemui dengan mudah di Negeri Kincir Angin ini.
Advertisement
Saat Liputan6.com mengunjungi Verselbroek, sebuah desa di Belanda bagian Utara, kami menemukan banyak masakan Indonesia, termasuk sambal, bahkan di supermarket-nya. Padahal bisa dibilang Velserbroek adalah desa kecil yang hampir tidak ada orang Indonesia tinggal di sini.
Di Belanda Banyak Sambal Indonesia, Seperti Ini Rasanya
“Makanan-makanan Indonesia memang cukup banyak dijumpai di sini, bahkan di desa-desa sekalipun. Jadi nggak perlu jauh-jauh ke kota besar untuk dapat makanan Indonesia,” ujar Estu, warga Indonesia yang menetap di Belanda sejak 15 tahun yang lalu.
Mudahnya mencari masakan Indonesia di Belanda sedikit banyak dapat mengobati rasa kangen Estu pada kampung halaman. Meski tetap soal rasa ada perbedaan.
“Tentu nggak sama persis rasanya, tetapi mirip dan sedikit mengobati homesick,” ungkapnya.
Advertisement
Di Belanda Banyak Sambal Indonesia, Seperti Ini Rasanya
Liputan6.com mencoba sambal terasi yang dibeli di salah satu supermarket. Sambal dikemas dalam toples kecil yang dibungkus plastik kemasan berwarna merah.
Rasa sambal terasi di Indonesia biasanya pedas dan gurih, sehingga enak sebagai cocolan gorengan atau nasi panas. Namun, sambal terasi yang kami rasakan di Belanda cenderung lebih asam. Rasanya pun tidak terlalu pedas jika dibandingkan di Indonesia.
“Mungkin menyesuaikan lidah orang sini juga. Masakan Eropa yang di Indonesia juga rasanya nggak persis sama, jadi sama-sama lah,” kata Estu diiringi tawa.