Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengira bahwa selingkuh hanya dimulai dari ketidakpuasan dalam hubungan atau hanya sekedar merasa bosan dengan pasangan, benarkah? Faktanya, beberapa dokter menyatakan bahwa selingkuh bisa dikarenakan faktor genetika, seperti dilansir dari yourtango.com, Kamis (4/1/2018).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang selingkuh memiliki varian vasopresin tertentu, hormon yang dikaitkan dengan ketertarikan dan ikatan. Penelitian ini juga menunjukkan kemungkinan dari salah satu faktor genetik berkontribusi terhadap perselingkuhan.
Baca Juga
Faktanya, menurut beberapa dokter terkemuka, selingkuh juga dapat disembuhkan dengan terapi tambahan agar pasien tetap setia. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadi obat bagi perselingkuhan.
Advertisement
Kimia di dalam otak Anda dapat diubah untuk membantu menghentikan perselingkuhan, namun benar-benar membutuhkan sedikit stigma dan rasa sakit emosional karena perselingkuhan itu sendiri. Tentu saja di sini Anda tidak dapat menyalahkan perselingkuhan karena faktor genetik itu sendiri.Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:Â
Selingkuh karena faktor genetik?
Beberapa dokter akan melakukan tes darah, urin, dan air liur untuk mengukur adrenalin, dopamin, serotonin, dan vasopresin, melihat apakah Anda memiliki ketidakseimbangan kimia yang kemudian dapat digunakan untuk mengetahui suplemen apa yang dibutuhkan. Semua yang digunakan dalam penelitian ini alami dan tidak memiliki efek samping.
Suplemen yang digunakan biasanya dapat mengobati berbagai masalah kecemasan dan depresi. Dalam beberapa hari, banyak orang akan memperlihatkan peningkatan suasana hatinya, seperti lebih fokus, termotivasi, dan tekanan darah yang rendah.
Advertisement
Selingkuh karena faktor genetik?
Para peneliti mengungkapkan bahwa alasan utama dalam penelitian ini adalah merangsang oksitosin, hormon berpelukan yang membuat Anda bisa merasa aman dan terikat, serta menghentikan hasrat untuk selingkuh.