Liputan6.com, Jakarta Taman sari atau dikenal dengan Water Castle Yogyakarta menjadi daya tarik wisatwan yang datang ke Yogyakarta. Tidak hanya bangunan yang megah namun dengan filosofi yang ditanamkan oleh Sultan HB 1.
"Dibangun tahun 1758-1765, ini kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812, terkahir dipakai 1812. Tahun 1975 direnovasi HB 9 Yogyakarta dan tahun 1976 dibuka," kata Budiyono, pemandu wisata Taman Sari (55) beberapa waktu lalu.
Menurut Budiyono yang juga abdi dalem abangan kraton Ngayogyakarto Hadiningrat kebun istana kraton Ngayogyokarto ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan 50-an bangunan seperti kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air.
Advertisement
"Ada masjid bawah tanah yang direnovasi itu pemandian dan masjid bawah tanah. Lainnya belum direnovasi ada gempa 2006 kemarin itu kan," ujarnya.
Taman Sari
Budiyono mengatakan jika pintu depan atau pintu masuk yang digunakan wisatawan saat ini dahulunya adalah pintu belakang. Pintu masuk dahulu ada di sebelah barat namun sudah banyak rumah penduduk jadi pintu belakang ini digunakan untuk pintu depan.
"Kalau pintu depannya masih sekarang. Jadi sekarang pintunya dibalik," ujarnya.
Ia menjelaskan jika di pintu masuk saat ini ada empat ruangan yang diperuntukkan bagi abdi dalem berjaga. Sementara diatasnya adalah gapura panggung yang biasa digunakan Sultan untuk melihat sekeliling.
"Tingginya kurang lebih lima meter. Bisa liat tari tarian dari atas," ujarnya.
Advertisement
Taman Sari
Setelah dari pintu ini pengunjung akan dibawa menuju ke kolam pemandian kraton Yogyakarta. Menariknya di atas pintu menuju ke kolam pemandian ini ada Makara simbol tolak bala.
"Kalau sultan mandi kan tidak membawa pusaka lalu mandi disni. ini simbol tolak bala. makanya ilmu hitam ga bisa masuk ke sini," ujarnya.
Kolam pemandian di Taman sari ini terdiri dari 3 kolam besar, Pertama ada kolam umbul kawitan untuk mandi anak anak dan Kedua ada umbul sari untuk selir atau putri sultan. Sementara diselatan umbul sari ini ada bangunan tinggi tempat sultan melihat para selir mandi dan memilih satu diantaranya untuk mandi bersamanya.
"Sultan melempar bunga kantil dan yang dapat mandi dengan selir itu di umbul Binangun. Binangun ini untuk membangun cinta kasih dengan selir. Kolam Binangun ini 6 meter kalo di sana 8 meter," ujarnya.
Budiyono mengatakan selain kolam pemandian ada bangunan gerbang utama kuno Taman Sari bersegi delapan yaitu Gedhong Lopak-lopak. Ia menceritakan jika dahulu Sultan dari kraton naik kereta kuda masuk ke gedung lopak lopak bentuk segi delapan.
"Kenapa delapan artinya dimana yang mau mencapai kesempurnaan harus melalui delapan tahap. Prambanan kan ada 8 candi pokok," ujarnya.
Sementara di Masjid bawah tanah atau Sumur Gumuling melewati lorong bawah tanah yang atasnya dahulunya adalah danau. Dalam masjid dua lantai ini berbentuk melingkar dan dahulu juga ada sumurnya di tengah.
"Makmumnya keliling berputar, jadi tempat imam wanita di bawah, laki laki di atas ini tingkat. Imamnya perempuan laki laki sendiri. imam masih mengarah ke barat belum ke kiblat 1912 baru diarahkan ke kiblat oleh ahmad dahlan digeser 38 derajat," ujarnya.
Menariknya di bangunan paling tinggi atau Pulo Kenongo bisa melihat keseluruhan bangunan yang ada di taman sari. Sebelah selatannya ada ada pulo penembung yang digunakan Sultan untuk meditasi.
"Dulu ini pucaknya bisa liat panorama sekitar bisa lima gunung, bisa liat sindoro sumbing merbabu merapi dan budha tidur atau prambanan," ujarnya. (Yanuar H)