Sukses

Indahnya Batu Tarmanu, Ikon Destinasi Wisata Pulau Rote

Keindahan Nusa Tenggara Timur (NTT) tak pernah habis untuk dieksplorasi.

Jakarta Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan keelokan alam tiada duanya di dunia. Salah satu destinasi wisata yang sedang tren di NTT saat ini adalah Sumba.

Sumba, di negeri seribu tenun ikat terdapat puluhan tujuan wisata yang memukau. Beberapa tempat wisata di NTT adalah Danau Kelimutu, danau yang mempunyai tiga warna di puncak gunung, Pulau Komodo, Pantai Lasiana Kupang, Pulau Padar, Batu Cermin, Labuan Bajo, Gili Laba, Pulau Alor, Air terjun Tingkat Oehala, Air terjun Cunca Wulang, Air Terjun Waikelo Sawah, Air aTerjun, Tenggadu, Danau Sano Nggoang, Pantai Batu Biru, Sumber Air Panas Mengeruda, Sawah Lodok, Danau Weekuri, Danau Wawo Muda,Danau Wawo Muda, Danau Merah dan lainnya. 

NTT sendiri terdiri dari sekitar 550 pulau, tiga pulau utama di NTT adalah Pulau Flores, Pulau Sumba, dan Pulau Timor Barat.

Salah satu destinasi wisata yang kini menjadi ikon di pulau terselatan Indonesia adalah Batu Tarmanu. Batu Tarmanu yang menjulang di tepi pantai ini berada di Pulau Rote.

Baca berita menarik lain Trubus.id

 

2 dari 3 halaman

Dua Batu Termanu

Batu Termanu berada di Nusak Termanu, Rote Tengah. Batu ini sebenarnya terdiri dari dua batu yang menjulang yaitu Batu Hun dan Su’a Lain.

Keduanya juga disebut Batu Mbadar atau Batu Bapa la. Kini Batu Termanu menjadi salah satu objek pariwisata yang banyak dikunjungi di Pulau Rote.

Di balik eloknya panoramanya, Batu Tarmanu menyimpan legenda. Sebagian warga setempat mempercayai dua batu tersebut sebenarnya adalah sepasang suami istri.

Batu Hun sebagai sosok laki-laki (suami), sedangkan Su’a Lain adalah sosok perempuan (istri). Batu Hun terletak di sebelah barat, sedangkan Su’a Lain di sebelah timur.

 

3 dari 3 halaman

Pulau Nusa Lai

Yang lebih unik, ada yang menganggap kedua batu tersebut adalah batu pengembara. Mereka sebenarnya berasal dari Ti Mau.

Ada juga yang menganggap batu-batu tersebut berasal dari Maluku. Karena di tempat asalnya mengalami konflik, mereka memilih meninggalkan kampung halaman, mengembara.

Sebelumnya mereka mengembara sampai di Ndao. Namun tidak lama karena ada konflik, lalu mereka berpindah ke Lole. Di tempat ini mereka sempat melahirkan seorang anak yang berbentuk sebuah Pulau Nusa Lai.

Di Lole mereka tidak harmonis dengan lingkungan sekitar, lalu mereka menetap di Tarmanu sampai hari ini.