Liputan6.com, Jakarta Memutuskan hubungan cinta dengan pacar karena uang, kedengarannya dangkal dan materialistis. Tapi memutuskan pacar karena caranya mengatur uang, itu cerita lain.
Hubungan cinta Anda dan pasangan tak seharusnya dibangun di atas fakta akan seberapa banyak uang yang dia punya. Yang lebih penting adalah bagaimana cara dia mengatur uang dan bagaimana itu berdampak pada masa depan keuangan Anda berdua saat berumah tangga nanti.
Berikut beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan dari DuitPintar.com kalau Anda ingin memutuskan hubungan cinta dengan pacar karena perkara finansial.
Advertisement
1. Seberapa konsumtif pasangan Anda?
Perilaku konsumtif adalah penghalang kesuksesan finansial. Bila dia gemar beli ini-itu tanpa memikirkan perlu-tidaknya, itu adalah salah satu tanda dia bergaya hidup konsumtif. Tapi ini berbeda dengan hobi, ya. Hobi bisa jadi dibutuhkan untuk rekreasi, meskipun kontrol juga mutlak diperlukan.Tak peduli seberapa besar penghasilannya, pengeluaran tanpa rencana yang jadi kebiasaan bakal merugikan masa depan. Tinggal tunggu waktu saja saat semuanya lepas kontrol sepenuhnya dan tak ada lagi keping uang tersisa di tabungan.
2. Apa dia sering berutang?
Utang itu sebenarnya bukanlah hal buruk. Beda halnya dengan utang tanpa pikir panjang. Kalau yang terakhir, artinya kemampuan mengatur uang patut dipertanyakan. Utang memiliki konsekuensi yang tak bisa dianggap remeh. Salah satunya adalah aliran uang masuk dan keluar jadi seret karena ada alokasi cicilan utang.
Karena itu, ketika ada beban utang, ada pula risiko fondasi keuangan goyah. Misalnya saat masih ada utang, lalu terkena musibah yang mengganggu anggaran seperti sakit parah atau kecelakaan. Godaan utang ini sering melanda pemilik kartu kredit. Perlu ditanamkan pengertian bahwa kartu kredit bukanlah alat utang. Uang yang Anda pakai untuk bayar transaksi itu bukan uang Anda, melainkan uang bank. Artinya, ada kewajiban melunasinya agar tak terjerat masalah.
3. Seberapa serius dia dalam membangun karier?
Harus dipastikan si dia serius dalam membangun karier agar masa depan bersama cerah. Bila dia “rajin” pindah-pindah pekerjaan, mesti diketahui apa alasannya. Idealnya, seseorang berfokus pada suatu karier dan tidak sering pindah.
Bila sering pindah kerja, konsekuensinya adalah perjalanan karier jadi seret. Apalagi jika levelnya masih menengah, bahkan pemula. Tangga menuju puncak karier bakal lebih tinggi karena setiap pindah kerja mesti memulai dari awal lagi. Jika tak sering pindah karier, lihat prestasinya dalam kerja sekarang. Bagaimana persentase kenaikan gajinya? Bonusnya? Posisinya? Semua hal itu berkaitan dengan prestasi kerja. Makin berprestasi seseorang, kalau perusahaannya benar, pasti karier dan penghasilannya lebih cepat melesat.
4. Apa dia punya target keuangan?
Kalau tidak bisa mengatur uang, pasti tidak punya target keuangan. Tapi punya target keuangan saja tidak cukup, harus ada target jangka pendek maupun jangka panjang. Target jangka pendek misalnya mengumpulkan uang untuk nikah. Adapun jangka panjangnya bisa berupa rencana beli rumah hingga pendidikan anak.
Tanpa target keuangan, seseorang rentan keluar jalur dan tak bisa memastikan masa depan finansial. Namun ada hal yang lebih penting, yaitu kegigihan dan niat untuk memenuhi target keuangan itu. Tak ada gunanya pasang target tapi tak berupaya memenuhinya.
Advertisement
5. Apakah dia sadar akan pentingnya investasi?
Penghasilan dari gaji itu penting. Tapi investasi tidak kalah penting. Penghasilan pasif dari investasi bisa menjadi tambahan semen dan pasir untuk membangun menara keuangan yang kokoh. Tak perlu langsung berinvestasi saham di bursa efek atau punya kontrakan dengan puluhan pintu, investasi paling sederhana adalah memiliki deposito yang bunganya sedikit lebih besar ketimbang tabungan. Investasi dengan beli emas juga bisa. Bukan hanya mengatur uang, ini namanya merencanakan keuangan.
6. Seberapa terbuka dia di hadapan Anda soal keuangan?
Transparansi itu penting ketika sudah jadi suami-istri. Pacar yang suka menyembunyikan penghasilan wajib dipertanyakan loyalitasnya. Sebaiknya, jika memang serius pacaran dan ingin membawa hubugan cinta ke tahap selanjutnya, segala hal soal keuangan harus dibuat terbuka. Tidak hanya penghasilan, utang juga penting untuk diketahui bersama.
Tidak lucu kalau saat pacaran tidak ada cerita soal utang, begitu menikah datang debt collector datang menagih utang pasangan.