Liputan6.com, Jakarta Tradisi saling memberi cokelat di kalangan anak muda saat Valentine kini mulai ditinggalkan. Hal ini setidaknya diungkapkan Meika Hazim, Owner Cokelat Ndalem, salah satu brand terkenal di Yogyakarta. Menurutnya, perkembangan zaman membuat tradisi ini mulai luntur di kalangan anak muda. Â
"Mungkin pengaruh generasi ya, generasi milenial dulu anak kelahiran tahun 80-90-an masih zaman kasih coklat," kata Meika Hazim.
Baca Juga
Cokelat Ndalem sendiri merasakan penurunan order cokelat saat Valentine dari tahun ke tahun. Beberapa tahun terakhir trennya bahkan mengalami penurunan.
Advertisement
"Enggak ngaruh, enggak ada lonjakan, tapi bocorannya memang pembelian cokelat saat Valentine dari tahun ke tahun selalu menurun," kata Meika di Toko Cokelat Ndalem, yang ada di Jalan Bhayangkara 23, Ngampilan, Kota Jogja.
Meika menjelaskan, walaupun menurun di toko Cokelat Ndalem miliknya tetap menyediakan khusus bertema Valentine, yang tentu disesuaikan dengan ciri khas brand Cokelat Ndalem.Â
Â
Cokelat Rama-Shinta
Sejak 2013, brand ini mengeluarkan cokelat bertemakan Rama-Shinta untuk menyambut Valentine. Penggunaan tokoh pewayangan ini bukan tanpa sebab, Rama-Shinta kerap menjadi simbol kekuatan cinta sepasang kekasih.
Cokelat Rama-Shinta ini merupakan program cokelat Valentine sejak tahun pertama Cokelat Ndalem berdiri tahun 2013 lalu. Setiap tahunnya ia menyediakan 100 bar cokelat siap dijual.
"Rama-Shinta tahun ini terakhir, tahun depan sudah ganti tema lagi. Tahun ini kita mungkin 80 bar cokelat deh," katanya.
Â
Advertisement
Tradisi di Jepang
Ia berharap tradisi saling memberi cokelat kepada pasangan bisa seperti di Jepang. Bahkan di Jepang juga ada tradisi membalas pasangan yang telah memberikan cokelat.
"Di Jepang itu ada kasih cokelat, bahkan setelah Valentine itu ada white day yang membalas valentine itu," katanya.
Meski saat ini banyak benda lain yang bisa dibagikan kepada pasangan saat Valentine, namun ia berharap cokelat masih menjadi pilihan masyarakat memberikan hadiah ke pasangannya.