Sukses

Kolaborasi Budaya Indonesia dan Tionghoa dalam Kampoeng Imlek

Kampoeng Imlek, wujud kolaborasi budaya Indonesia dan Tionghoadalam sebuah persembahan apik.

Liputan6.com, Jakarta Tahun baru Imlek merupakan perayaan tahun baru yang dihitung berdasarkan kalender tahun China. Tahun baru Imlek sendiri menjadi budaya di mana saat seluruh keluarga berkumpul. Beragam tradisi turun temurun membuat Tahun baru Imlek identik dengan lampion, barongsai, warna merah angpao, dan berbagai hal unik lainnya.

Dalam Tahun baru Imlek, Mal Taman Anggrek menghadirkan beragam hal unik tersebut dalam rangkaian acara Tahun baru Imlek bertema "Kampoeng Imlek". Kampoeng Imlek ini akan berlangsung dari 8-25 Februari 2018 di Center Atrium, Mal Taman Anggrek.

2 dari 3 halaman

Kolaborasi Budaya Indonesia dan Tionghoa dalam Kampoeng Imlek

Perayaan Imlek di Mal Taman Anggrek menjadi cukup unik karena menghadirkan dua budaya dalam satu kegiatan. Kampoeng Imlek menghadirkan budaya asli Tionghoa dan budaya asli Indonesia. Bekerja sama dengan designer kebaya ternama, Anne Avantie, digelar pula Pasar Tiban. Melalui Pasar Tiban, Anne Avantie membawa beragam tradisi khas Indonesia dengan hadirnya beragam kedai yang menjadi karya pencampuran budaya, seperti batik, kebaya, makanan ringan, hingga jamu tradisional. Tak ketinggalan, ada pula kelas membuat ilustrasi batik.

"Anne Aventie begitu menginspirasi dengan desainnya. Membawa budaya Indonesia yang membuat kita semua terinspirasi. Kami pun punya visi misi yang sama," ujar Marcella Marlina Tjandra selaku asisten general manager Mal Taman Anggrek dalam Press conference pembukaan Kampoeng Imlek pada Jumat (9/2/2018).

Marcella menambahkan bahwa kali ini Kampoeng Imlek menggabungkan dua budaya asli. Pihaknya pun yakin Anne Avantie mampu membawa budaya asli tradisional, budaya Indonesia dengan budaya Tionghoa yang dihadirkan akan menjadi sangat menarik.

Sebagai seorang designer, Anne Avantie pun menggelar parade show bertema "Pecinan Jaman Now". Dalam parade busana ini, hadir beragam unsur pencampuran budaya yang dikemas dalam nuansa modern. Parade busana ini pun didukung oleh beberapa tokoh, seperti Felicia Hwang, Debby Sahertian, Inggrid Wijanarko, Harry De Fretes, yang didaulat menjadi model yang memperagakan busana rancangan Anne Avantie.

Anne Avantie sendiri merasa bangga dan terhormat karena Pasar Tiban bisa hadir dan menjadi bagian dari Kampoeng Imlek.

"Setiap kali ada di Mal Taman Anggrek, selalu merasa seperti memiliki saudara baru karena sevisi semisi. Mal Taman Anggrek memberikan ruang gerak bagi saya untuk menjadi inspirasi bagi Bangsa Indonesia melalui dunia kreatif tanpa meninggalkan budaya bangsa," ujar Anne Avantie.

3 dari 3 halaman

Kolaborasi Budaya Indonesia dan Tionghoa dalam Kampoeng Imlek

Barongsai yang menjadi kesenian tradisional Tionghoa pun hadir sebagai pertunjukan dalam Kampoeng Imlek. Barongsai sendiri dipercaya sebagai kesenian yang dapat mengusir aura buruk dan membawa keberuntungan.

Perpaduan budaya ini semakin diperkuat dengan menghadirkan alat musik tradisional China, seperti Guzheng dan seni kaligrafi Tionghoa. Selain itu, juha ada kompetisi busaya tjitji koko botjah, kelas membuat tahu, demo memasang mie goreng sincia (Yu Sheng), kelas memasak bandeng pembawa rejeki dan masih banyak lagi.

Budaya asli Indonesia dimunculkan dengan menghadirkan permainan tradisional masa kecil dalam Kampoeng Hompimpa. Dalam Kampoeng Hompimpa akan tersedia berbagai macam permainan tradisional seperti congklak, enggrang, permainan bakiak hingga gangsing yang dapat dinikmati seluruh keluarga.

Tak ketinggalan, beragam program belanja pun dihadirkan dalam rangkaian acara Tahun baru Imlek ini.

Marcella pun menambahkan keanekaragaman budaya Indoneaia yang dihadirkan dalam Kampoeng Imlek bertujuan untuk menunjukka bahwa Indonesia kaya akan beragam macam budaya. Saat budaya itu menjadi satu, akan memberikan warna serta pengalaman baru bagi masyarakat.