Sukses

Keren, Ada Sungai 3D di Depan Kantor Camat Sedayu Bantul

Sungai tiga dimensi dibuat untuk memperkenalkan potensi wisata yang dimiliki Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

Liputan6.com, Bantul Jika Anda melewati Kantor Kecamatan Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhentilah sejenak, dan lihat ada 'Sungai Tiban' mengalir indah tepat di depan pintu gerbang kantor. Usut punya usut, ternyata sungai tersebut hanyalah tipuan visual tiga dimensi yang sengaja dibuat untuk menarik perhatian warga sekitar dan wisatawan yang berkunjung. 
 
Camat Sedayu, Fauzan Mu'arifin saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu mengatakan, sungai tiga dimensi ini diberi nama Sungai Kontheng. Instalasi seni ini dibuat bukan tanpa sebab, hal ini bertujuan utnuk mengenalkan potensi wisata yang dimiliki Sedayu, sehingga memudahkan pemerindah daerah setempat untuk membuat program pariwisata.
 
"Setelah viral akan lebih mudah mengenalkan potensi Sedayu. Karena kita sedang buat program Sedayu Tourism District. Sedayu kecamatan wisata," ungkap Fauzan.
 
 
2 dari 3 halaman

Ide Kreatif

Pembuatan sungai sendiri menggunakan kas kecamatan dan menghabiskan dana sekitar Rp15 juta, yang proses pembuatannya dibantu oleh warga sekitar. 
Fauzan mengatakan jika langkah 3D ini akan disambung dengan program kreatif lainnya. Namun ia belum menjelaskan program tersebut dengan pasti karena membutuhkan waktu yang tepat.
Ide kreatif ini ada sebelum menjadi camat. Sehingga setelah menjadi camat dan memiliki anggaran dan media sehingga idenya dapat tercipta.
"Jadi camat sejak Juni 2017 dan setelah jadi camat bisa berkreasi seluas luasnya," katanya.
 
3 dari 3 halaman

Destinasi Wisata yang Terintegrasi

 
Camat Fauzan mengatakan jika tujuan beberapa idenya agar masyarakat semakin dekat dengan pemerintah Kecamatan Sedayu. Sehingga komunikasi bisa lebih gampang. 
 
"Sebagai sarana hiburan juga bagi masyarakat. Sore itu pasti banyak yang foto foto," katanya.
Fauzan mengatakan jika potensi potensi wisata sedayu berupa wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, kerajian dan lainya akan diikat dalam sebuah jaringan wisata. Sebab saat ini masih berjalan sendiri sendiri seperti wisata karst tubing,  sentra emping garut,  sentra jamu,  kerajiann sangkar burung."Belum terwadahi dalam sebuah jejaring," katanya.
Nantinya jaringan itu akan ada satu hubungan satu destinasi dengan destinasi lainnya. Program ini sudah dimulai dengan penguatan destinasi, Katalogisasi produk, penguatan jaringan, pemenuhan sarpras.
 
"Nanti akan terkoneksi semua," ujarnya.