Liputan6.com, Jakarta T-shirt atau kaos merupakan salah satu produk favorit dari banyak orang. Nuansanya yang kasual dan nyaman dipakai menjadi alasan produk ini wajib dimiliki setiap orang. Biasanya orang-orang memadankan T-shirt dengan celana jeans.
Karena begitu umumnya benda ini, Anda mungkin tak pernah berpikir jika T-shirt akan dikurasi secara khusus dalam sebuah pameran. Tapi hal itulah yang dilakukan oleh Fashion and Textile Museum di London.
Museum tersebut akan menampilkan kurasi T-shirt pada pameran berjudul “T-shirt: Cult - Culture - Subversion”. Pameran itu akan menyajikan evolusi jenis pakaian itu selama 50 tahun terakhir, juga tentang cara pembuatannya melalui ragam teknik, seperti bordir, printing, dan teknik silk-screen.
Advertisement
100 Buah T-Shirt
Ada lebih dari 100 T-shirt yang ditampilkan. T-shirt tersebut merupakan hasil karya seniman maupun perancang mode. Pameran ini ditujukan untuk menampilkan bagaimana T-shirt yang sederhana kerap digunakan sebagai alat penyampaian aspirasi politik dan pesan-pesan sosial lainnya. Beberapa piece yang ditampilkan adalah karya Vivienne Westwood, Dior, Moschino, dan Henry Holland.
Advertisement
Kolaborasi apik
Beberapa T-shirt lain adalah T-shirt yang dipakai oleh musisi band The Rolling Stones, The Velvet Underground, dan The Ramones. Menurut keterangan Dennis Nothdruft selaku kepala pameran museum, pameran ini dibuat atas kolaborasi antara The Civic, yang merupakan creative arts hub di Yorkshire, dan Fashion and Textile Museum.
“Saya pikir T-shirt telah mendemokratisasi dunia fashion. Sekarang saatnya berpikir tentang sustainability,” ucap Dennis.
Pameran “T-shirt: Cult - Culture - Subversion” akan berlangsung hingga 6 Mei 2018 di Fashion and Textile Museum, London.
Bio In God Bless