Liputan6.com, Jakarta Gucci dikritik oleh sejumlah pihak karena label busana mewah tersebut menggunakan model berkulit putih dalam runway di Milan Fashion Week 2018. Para model berkulit putih ini menggunakan surban Sikh tradisional dalam pertunjukan musim dingin tersebut.
Kritik tersebut untuk pertama kalinya dilontarkan aktor dan model Kanada, Avan Jogia di Twitter. Avan mengatakan "Tidak bisakah Anda menggunakan model berkulit cokelat?" Tweet ini pun diunggah bersama dengan sebuah foto model pria kulit putih yang menggunakan surban biru.
Yo.. @gucci ... I mess with you guys... but this isn't a good look for you... could you not find a brown model? pic.twitter.com/INqxwrfB0t
— Avan Jogia (@AvanJogia) February 22, 2018
Respon netizen yang ofensif
Dear @gucci, the Sikh Turban is not a hot new accessory for white models but an article of faith for practising Sikhs. Your models have used Turbans as ‘hats’ whereas practising Sikhs tie them neatly fold-by-fold. Using fake Sikhs/Turbans is worse than selling fake Gucci products pic.twitter.com/gCzKPd9LGd
— Harjinder Singh Kukreja (@SinghLions) February 22, 2018
Tweet Avan ini mendapatkan tanggapan yang begitu cepat dari pengguna Twitter dengan begitu ofensif. Seorang pengguna di Twitter yang merupakan orang Sikh mengatakan bahwa Gucci tidak memiliki rasa kepedulian dan mengabaikan Sikhisme. Baginya, surban Sikh bukan sekadar aksesori fashion.
Advertisement
Turban dalam Sikhisme
Secara tradisional dalam Sikhisme, sorban atau turban dipakai oleh pria dan wanita sebaga simbol kesalehan, kehormatan, dan spiritualitas. Hampir semua rambut dari orang yang menggunakan surban disembunyikan. Sedangkan rambut dari model yang digunakan Gucci, masih memperlihatkan rambutnya.
Turban ini bukan satu-satunya hal yang dibicarakan dalam peragaan busana Gucci. Ada seorang model yang memegang kepala mereka yang terpenggal.