Sukses

Masyarakat Bisa Nikmati Kuliner Khas Keraton di Yogyakarta

Nikmati sensasi kuliner khas keraton di Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta Yogyakarta identik dengan keraton dan silsilah bangsawan. Tidak hanya tradisi, sajian kuliner juga membedakan bangsawan Keraton dengan masyarakat. Bangsawan dari Keraton Yogyakarta memiliki juru masaknya sendiri dengan menu-menu spesial.

Yang menarik, masyarakat dapat menikmati menu favorit Gusti Kanjeng di restoran Bale Raos. Restoran ini dikelola oleh keluarga keraton, sehingga menu yang tersedia dibuat dengan resep yang sama dengan makanan yang dikonsumsi Gusti Kanjeng.

2 dari 3 halaman

Bale Raos

Konsep restoran dengan varian menu otentik Keraton yang dibuat untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat merasakan beberapa menu favorit dari Keraton.

"Restoran Bale Raos ini dikelola oleh adiknya Gusti Kanjeng. Menu otentik dengan resep yang sama dengan dapur keraton bertujuan agar masyarakat biasa juga bisa menikmati makanan kesukaan Gusti Kanjeng," kata Muhammad Toha Supervisor Bale Raos saat diwawancarai pada Jumat (10/3/2018) di Yogyakarta.

Restoran khas Keraton ini diresminakan pada 23 Januari 2004 diresmikan oleh Gusti Kanjeng. Berlokasi dalam kompleks Keraton memberikan nuansa kerajaan yang masih kental. Interior restoran ini juga menggunakan ukiran serta sesuai namanya menggunakan desain seperti bale-bale khas Jawa.

3 dari 3 halaman

Bale Raos

Menu khas yang harus dicoba saat datang ke restoran ini adalah menu kesukaan Gusti Kanjeng dari Keraton. Menu tersebut, yaitu Manuk Nom, sebuah hidangan penutup yang dibuat dari tapai dan campuran telur. Uniknya hidangan penutup ini memiliki desain seperti burung.

Kemudian sup timlo dihidangkan dalam keadaan hangat dengan rasa yang segar. Bawang putih dan rempahnya sangat terasa. Sup ini berisi udang, jamur, dan ayam.

Untuk melengkapin pengalaman makan Anda, minuman khas Kerajaan, bir Jawa, juga patut dicoba. Dibuat dari campuran secang, kapulaga, cengkeh, kayu manis, sereh, dan jeruk nipis. Warnanya yang kekuningan membuatnya terlihat seperti bir. Namun, bir Jawa ini tidak menggunakan alkohol sama sekali.

Restoran ini dulunya merupakan tempat para prajurit Keraton berlatih memanah. Setelah lama tidak digunakan, tempat ini dikelola menjadi sebuah restoran. Dengan area yang cukup luas, sehingga dapat menampung hingga 330 pengunjung setiap harinya.

Karena pemandangannya yang kental dengan nuansa Keraton, sehingga juga menarik dijadikan tempat melangsungkan pernikahan dengan kapasitas hingga 500 tamu.

""Setiap harinya bisa menampung sampai 330 pengunjung. Biasanya banyak turis dan pejabat negara. Juga bisa untuk pernikahan dengan 500 tamu," ucap Toha.