Liputan6.com, Jakarta Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Jakarta menjadi salah satu museum yang konsisten dengan beragam program menarik bagi pencinta seni di Indonesia. Sejam dibuka pada akhir tahun 2017 yang lalu, museum ini menjadi salah satu museum yang ramai dikunjungi oleh peminat seni dari remaja hingga dewasa.
Dengan jeda setidaknya hampir dua bulan setelah program pameran inaugural Seni Berubah, Dunia Berubah (pameran ini baru berakhir 18 Maret depan), museum MACAN sudah siap menghadirkan pameran megah baru untuk penikmat seni di Jakarta. Dan tidak main-main, pameran kedua adalah tribut untuk Yayoi Kusama.
Pameran dengan tajuk YAYOI KUSAMA: LIFE IS THE HEART OF A RAINBOW' adalah sebuah pameran survei yang menampilkan karya-karya yang dibuat dalam jangka waktu 70 tahun.
Advertisement
Karya apik Yayoi Kusama
Pameran ini sendiri diorganisir oleh National Gallery Singapore dan Queensland Art Gallery I Gallery of Modern Art Brisbane bekerja sama dengan Museum MACAN. Dan dengan ini, Museum MACAN akan jadi lokasi ketiga juga terakhir YAYOI KUSAMA: LIFE IS THE HEART OF THE RAINBOW dapat disaksikan penikmat seni di Asia, juga seluruh dunia.
Berlangsung mulai 12 Mei sampai 9 September 2018, pengunjung akan bisa menikmati 130 karya dalam bentuk pantung, lukisan, dan karya di atas kertas juga lima instalasi. Yang istimewa, ada 2 karya yang tidak muncul di pameran yang berlangsung di Singapura dan Australia akan muncul di museum MACAN.
Advertisement
Yayoi Kusama
Dengan rentang karier selama 70 tahun, kita bisa melihat perkembangan karya Yayoi yang khas dengan motif polkadot, jaring, dan labu itu. Salah satu karya dalam pameran ini adalah My Eternal Soul, sebuah seri lukisan yang dimulai sang seniman pada 2009 dan masih berkelanjutan. Seri ini kini terdiri dari lebih dari 500 lukisan; 24 di antaranya akan dipertunjukkan dalam pameran.
“Mengunjungi pameran Yayoi Kusama adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Pengunjung dapat mengakses dunia, metode, ide dan inspirasi sang seniman. Singkatnya, pengunjung diajak untuk mengalami langsung Yayoi Kusama sebagai sebuah fenomena seni,” menurut Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN. “Museum kami dengan bangga mempersembahkan sebuah pameran yang berkaliber internasional ini untuk publik Indonesia dan regional. Pameran ini juga akan menampilkan beberapa karya milik museum kami. Saya mengajak semua pecinta seni dan budaya untuk mengapresiasi pameran ini.”