Liputan6.com, Jakarta Budaya gemar “menyimpan kenangan” di masyarakat Indonesia jadi latar belakang yang kuat mengapa tren foto newborn terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini yang kemudian membuat Dinda, mahasiswa yang baru saja lulus dari jurusan broadcast di salah satu universitas swasta di Jakarta, mantap menekuni pekerjaan fotografer newborn.
Berbekal ilmu fotografi dan pernah ikut workshop Rittar Rajagukguk, fotografer senior yang sudah lebih dulu menekuni bisnis fotografi anak, dirinya terus bergelut dan mencoba peruntungan di bisnis ini.
Kepada Liputan6.com, Senin (2/4/2018) Dinda menuturkan, perkembangan tren foto newborn menurutnya juga sejalan dengan budaya narsis orang Indonesia.
Advertisement
“Sekarang kan orang kalau lagi jalan, apa-apa foto, mau makan siang aja dia foto dulu. Bisa dibilang masyarakat Indonesia itu narsis banger tapi juga lebih awas sama budaya menyimpan kenangan,” ungkap Dinda.
Mulai Hits Sekitar 2010
Mulai muncul di Indonesia pada sekitar tahun 2010, foto newborn awalnya identik dengan kalangan selebritas. Namun seiring perjalanannya, tren ini juga makin berkembang di kalangan masyarakat umum.
Dinda mengatakan, menjadi seorang fotografer newborn bukan perkara mudah. Selain perlu ilmu fotografi yang mumpuni, seorang fotografer newborn juga harus punya inovasi matang di dalam pikirannya yang bisa diimplementasikan menjadi sebuah konsep fotografi. Tak hanya itu, yang lebih penting seorang fotografer newborn juga harus piawai memegang bayi yang baru lahir.
Advertisement
Sisi Kesehatan
Dari sisi kesehatan, menurut Dinda, foto newborn tidak meninggalkan dampak dan efek negatif pada bayi. Bayi usia 1-3 bulan masih memiliki tubuh yang lentur, apalagi bayi usia di bawah 1 bulan, sehingga mudah dan aman dibuat dalam berbagai pose.
“Pose-pose dalam foto newborn itu kurang lebih sama seperti saat si bayi dalam kandungan ibunya. Amanlah menurut kedokteran. Tapi balik lagi, harus tetap hati-hati milih newborn fotografer. Harus benar-benar yang sudah paham, enggak bisa sembarangan” ungkap Dinda.
Dinda mengakui, peluang bisnis fotografi new born sangat menjanjikan di Indonesia. Selain saingannya sedikit, karena perlu pelatihan dan jam terbang yang mumpuni, tren foto newborn juga makin hits di kalangan masyarakat Indonesia.
Dinda sendiri membuka dua paket foto, yaitu Paket Jasmine dengan harga Rp 2 juta dan Paket Tulip seharga Rp 4 juta per sesi foto. Kedua paket foto tersebut dibedakan dari lama foto sesi dan properti yang digunakan. Hasil karya foto-foto newborn Dinda bisa dilihat di Instagramnya @bydindarizz.
“Tidak ada syarat khusus, yang penting usia bayi berkisar di 8 hari sampai 3 bulan,” ungkap Dinda.
Simak juga video menarik berikut ini: