Sukses

Eddy Betty Ramu Kebaya dan Batik ke Dalam Busana Masa Kini

Desainer Eddy Betty meretaskan kebaya menjadi leret busana baru tanpa kehilangan identitasnya sebagai warisan bangsa.

 

Liputan6.com, Jakarta Desainer Eddy Betty meretaskan kebaya menjadi leret busana baru tanpa kehilangan identitasnya sebagai warisan bangsa. Ia mempertunjukkannya pada malam Penganugerahan Fashion Icon Awards, Jakarta Fashion and Food Festival 2018, di hadapan penikmat mode, di Ballroom Hotel Harris, Jakarta (26/4/2018).

Dalam paruh pertama peragaan, Eddy mempersembahkan sepuluh busana masa kini berbahan dasar batik yang disodorkan oleh pihak Sang Hyang Seri PT Persero BatikSida Mukti.

Di tangan Eddy, batik diolah ulang dahulu untuk menjadi bahan dasar baru sebelum dilahirkan kembali sebagai busana masa kini. Dengan bebas Eddy Betty mengeksplorasiberbagai bahan aktual yang digandrungi di dunia mode internasional dan menggabungkannya dengan batik, tanpa merusak proses pembatikan itu sendiri. Batik dilapisi dengan plastik supaya lebih kokoh, disempal bahan busa untuk mendapatkan efek gembung, diaplikasikan di atas bahan tipis agar melambai lembut, dan diberi selaput bahan tule supaya mendapat efek motif baru.

Dari hasil eksplorasi dan olahan maksimal pada bahan batik itu EddyBetty menorehkan teknik potong inggil hingga lahir gaya pakaian yang memiliki tampilan internasionalseperti blousson, jumpsuit dengan pipa celana palazzo, terusan dengan rok mekar, jaket pendek, tent dress dan trench coat. Racikan musik DJ Dardo meramaikan rasa muda gaun-gaun malam yang ringan dan tak dinyana berbahan batik.

Menyusul kemudian lagu Bersuka Ria ciptaan presiden pertama Indonesia bung Karno, yang dialunkan oleh grup musik hidup tradisional—pop, Deredia, dengan dendangan baru, mengiringi para peragawati berlenso ringan membuka peragaan paruh kedua, di bawah arahan gaya koregrafer Panca Makmun.

 

2 dari 3 halaman

Eddy Betty Ramu Kebaya dan Batik ke Dalam Busana Masa Kini

Estetika mode mutlak tercapai saat siluet masa kini terinfus dalam pakem kebaya vintage dan berpadu selaras melahirkan gaya baru yang ringan namun subtil. Selalu ada cetusan baru dalam hal bustier atau korset yang kali ini tidak lagi bersifat korektif saat dikenakan. Bustier diolah dari bahan tembus pandang yaitu plastik dan tulle, namun tetap beradab. Penggunaan plastik dan tulle ini menjadikan Eddy Betty sebagai perancang busana pertama yang menggunakan bahan tembus pandang untuk korset atau long torso. Bustieryang telah menjadi indentitas karya Eddy, dijelujur menjadi benang merah dalam peragaan ini.

Penggunaan tulle embroidery sebagai bahan kebaya pun melawan kelaziman, karena kebaya sedianya menggunakan brokat. Sang perancang membangun kebaya di atas bustier, dan mengekalkan keanggunan kebaya, dengan padanan kain batik tulis halus dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Memanfaatkan ketidaklaziman menjadi ciri khas Eddy Betty dalam mengekspresikan gagasannya dan tertera jelas di dalam 28 kebaya yang dipersembahkan malam itu.

 

3 dari 3 halaman

Eddy Betty Ramu Kebaya dan Batik ke Dalam Busana Masa Kini

Ketika Eddy memecah pola kebaya sedemikan rupa, lahir bentuk baru semacam tiered dress, kebaya dengan gaya ala flapper dress, ataupun kebaya yang jika dilihat dari belakang seperti gaun bergaya Edwardian dalam era masa kini. Bahkan Eddy dengan berani memasukkan unsur maskulin ke dalam kebaya, seperti kerah kemeja pria, dasi kupu-kupu, bahkan tuxedo seraya tetap mempertahankan aura seksi saat wanita berkebaya.

Di tangan Eddy Betty kebaya ibarat ditafsirkan kembali dari yang klasik dan inggil menjadi busana yang mengikuti zaman dan lebih mudah menjangkau banyakkalangan pemakai yang tidak terbatas. Eddy telah memperlihatkan rasa cinta dan tanggung jawabnya sebagai perancang mode untuk membuka wawasan parapencinta mode melalui tawaran baru kebaya ciptaannya, seperti cintanya pada tokoh Kinasih yang telah merebak dalam aroma kebaya secara universal.