Sukses

Ini Risikonya Jika Memberikan Anak Smartphone

Ingin memberikan anak smartphone? Kenali terlebih dahulu risikonya.

Liputan6.com, Jakarta Smartphone atau ponsel pintar saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Smartphone menghubungkan kita dengan teman-teman, mempermudah pekerjaan, mengabadikan momen bahagia, browsing banyak infomasi, dan lain sebagainya. Pada akhirnya kita menjadi makhluk yang tidak bisa lepas dari smartphone dalam keseharian.

Bukan hanya orang dewasa saja, kini anak-anak saat ini juga tidak bisa dipisahkan dari smartphone, baik sebagai media menonton, bermain game, dan lain-lain. Sebagai orangtua, memberikan smartphone kepada anak terkadang menimbulkan kecemasan. Anda mungkin sering takut dengan apa yang mereka tonton, dengan siapa mereka berbicara di telepon, atau apa yang mereka perbicangkan di aplikasi pesan dan lain sebagainya.

Memang ada beberapa cara untuk membatasi apa yang dapat diakses anak-anak Anda di smartpone mereka, serta melacak apa yang mereka unduh. Namun, sebelum Anda memberikan kebebasan pada anak untuk mempunyai smartphone mereka sendiri, pertimbangkan hal-hal berikut

 

2 dari 3 halaman

Apakah anak saya cukup umur untuk memiliki smartphone?

Memang tidak ada anjuran pasti dari para ahli mengenai kapan usia yang tepat anak mendapatkan smartphone pertamanya. Melansir USA Today, Selasa (1/5/2018), sebuah studi pada tahun 2016 yang dilakukan oleh lembaga penelitian Influence Central mengungkapkan usia rata-rata untuk seorang anak mendapatkan smartphone pertamanya adalah 10 tahun, turun dari 12 tahun pada tahun 2012.

Pendiri Microsoft, Bill Gates dalam sebuah interview mengatakan bahwa ketiga anaknya menunggu sampai usia mereka 14 tahun untuk mendapatkan smatphone. Scott Steinberg, penulis buku Parenting High-Tech Kids: The Ultimate Internet, Web, and Online Safety Guide menyatakan bahwa keputusan usia yang tepat untuk memberikan smartphone pada anak berada di tangan orangtua masing-masing.

Steinberg meminta para orangtua menimbang apakah anak mereka sudah cukup dewasa untuk mendapatkan smartphone mereka sendiri, dan sejauh mana smartphone tersebut dibutuhkan. “Ketika mereka sedang berada jauh dari Anda seperti melakukan kegiatan berkemah atau berwisata, Anda bisa memberikan smartphone pada anak Anda,” ujar Steinberg mencontohkan.

 

3 dari 3 halaman

Gunakan parental control

Orangtua dapat mengatur pembatasan untuk membatasi apa yang dapat diakses oleh anak-anak pada smartphone. Untuk iPhone, buka Pengaturan, kemudian General/Umum, lalu gulir ke bawah ke Restrictions/Pembatasan. Saat Anda pertama kali mengaktifkan ini, perangkat akan meminta Anda untuk membuat PIN empat digit. Pada perangkat Android, pengaturan pembatasan bervariasi. Di Google Play, pengguna dapat menetapkan parental control pada konten apa yang dapat diakses anak-anak berdasarkan peringkat aplikasi.

Pengaturan ini memungkinkan orang tua mengontrol segala sesuatu dari aplikasi apa yang dapat dibuka oleh anak-anak untuk memastikan apakah mereka dapat melakukan pembelian dalam aplikasi. Pengguna juga dapat menyesuaikan jenis konten yang dapat dilihat oleh anak-anak berdasarkan peringkat.

Mengawasi unduhan aplikasi

Anda sebaiknya mengawasi riwayat unduhan di smartphone anak Anda. Baik iOS dan Google Play memiliki cara untuk memeriksa riwayat unduhan aplikasi. Di Apple App Store misalnya, pengguna dapat melihat aplikasi apa yang telah mereka unduh serta aplikasi apa yang tidak ada di perangkat mereka saat ini. Ada juga aplikasi yang dikembangkan untuk melacak berapa banyak waktu yang dihabiskan seseorang di ponsel mereka atau di aplikasi tertentu seperti Moment for iPhones dan Space (sebelumnya BreakFree) untuk Android.

Hal yang paling penting dalam mengawasi perilaku anak-anak dengan gadget mereka adalah dengan berkomunikasi dengan mereka. Bicaralah dengan anak-anak tentang apapun termasuk tontonan apa yang mereka sukai di ponsel, game apa yang sedang mereka mainkan dan lain-lain. Menjadi orangtua di era digital berarti Anda harus secara cerdas menggunakan teknologi demi kemajuan tumbuh kembang anak. Jangan sampai teknologi malah menjauhkan Anda dengan anak-anak.

Ana Fauziyah