Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of British Columbia (UBC) menemukan bahwa mencium bau keringat pasangan dapat menurunkan tingkat hormon pemicu stres dalam darah wanita yang sedang mengalami stres.
Penelitian yang dipublikasikan pada 3 Januari lalu di Journal of Personality and Social Psychology tersebut melibatkan 96 pasangan lawan jenis. Tujuannya untuk mengetahui apakah aroma tubuh pasangan dapat meredakan stres atau tidak.
Para pria diminta untuk mengenakan T-shirt selama 24 jam, tanpa mengenakan produk deodoran dan juga tanpa memakai parfum. Mereka juga diminta untuk tidak merokok dan hanya memakan makanan yang tidak akan memengaruhi aroma tubuh mereka. Setelah kaus dikenakan selama sehari, kaus tersebut disimpan di freezer untuk mempertahankan aroma tubuhnya.
Advertisement
Kemudian, para wanita diberi beberapa macam T-shirt untuk dicium, yaitu kaus yang belum pernah dipakai, kaus milik orang asing, dan kaus milik pasangan wanita itu sendiri. Para wanita itu kemudian mencium kaus-kaus tersebut tanpa mengetahui kaus mana yang dimiliki oleh pasangan mereka. Setelah mencium kaus-kaus tersebut para wanita berpartisipasi dalam simulasi wawancara pekerjaan dan mengerjakan soal-soal matematika.
Aroma Tubuh Pasangan Jadi Pereda Stres
Dalam percobaan tersebut, para peneliti menemukan bahwa wanita yang menerima kaus yang dikenakan oleh pasangan mereka, memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah dan terjadi penurunan kadar kortisol yang signifikan. Selain itu, para wanita yang mencium kemeja pasangan mereka mengatakan merasa lebih rileks saat menjalani simulasi wawancara pekerjaan dan saat mengerjakan soal-soal matematika.
“Banyak orang memakai baju pasangannya atau tidur di sisi tempat tidur pasangan mereka ketika pasangan mereka pergi, tetapi mungkin tidak menyadari mengapa mereka melakukan hal tersebut,” tulis salah satu peneliti Marlise Hofer, mengutip Live Science (Minggu, 29/4). “Temuan kami menunjukkan bahwa aroma pasangan itu sendiri, bahkan tanpa kehadiran fisik mereka, dapat menjadi alat yang kuat untuk membantu mengurangi stres,” Hofer menambahkan.
Advertisement
Penelitian Unik
Wanita cenderung memiliki indra penciuman yang lebih baik daripada pria, itulah sebabnya mengapa mereka dipilih untuk menjadi "pencium" dalam penelitian tersebut. Temuan itu dapat digunakan untuk membantu orang mengatasi situasi stres ketika mereka harus berpisah sementara atau tinggal jauh dari orang yang dicintai.
Ana Fauziyah