Liputan6.com, Jakarta Museum Vasa merupakan destinasi wisata yang perlu Anda kunjungi saat berada di Swedia. Bukan tanpa sebab, pasalnya museum ini menyimpan sepotong kisah klasik bangsa Skandinavia sebagai bangsa maritim terbesar di dunia yang mengundang perhatian banyak orang. Di Museum Vasa wisatawan bisa menemukan kemegahan perahu Vasa dari tahun 1628, yang masih terawat dan utuh, lengkap dengan ratusan pahatan kayu yang ada di beberapa bagiannya.
Informasi yang dihimpun Liputan6.com saat berkunjung ke museum yang berada di Djurgarden, Stockholm ini mengatakan, Vasa merupakan kapal perang Swedia, dibuat sekitar abad-17 atas pesanan Raja Gustav II Adolf yang bertujuan meningkatkan kekuatan militer kerajaan.
Â
Advertisement
Kisah Ironi
Ironisnya meski punya tujuan hebat sebagai kapal perang, nyatanya kapal yang megah ini karam bahkan sebelum terjun ke medan perang. Kapal ini karam dalam pelayaran perdananya, bukan karena tembakan musuh melainkan hanya karena hembusan angin.
Menurut informasi yang dikutip dari laman Ancient Origin, kapal Vasa pertama kali diluncurkan pada 1627. Kapal berukuran panjang 69 meter dengan tinggi 50 meter, dan berat 1.200 ton, dan dilengkapi 10 layar, 64 meriam, dan 120 ton pemberat ini, karam terkena hembusan angin karena bentuknya yang tidak proporsional untuk ukuran kapal perang.
Â
Advertisement
Penyebab Karam
Bentuknya yang tidak proporsional ini sebenarnya sudah menjadi perhatian Angkatan Laut Swedia, namun atas perintah raja untuk berlayar, laksamana Muda Klas Fleming akhirnya memerintahkan kapten kapal untuk membawa kapal ini berlayar.
Alhasil baru menempuh jarak 1.300 meter dalam pelayarannya pada 10 Agustus 1628, tiupan angin membuat kapal ini miring ke kiri, dalam hitungan menit karena lubang senjata terbuka, air dapat masuk begitu saja, dan Vasa yang megah itu karam di kedalaman 32 meter di bawah permukaan laut.
Insiden ini tentu membuat malu Henrik, sang perancang sekaligus pembuat perahu. Penyelidikan pun dilakukan, namun di saat yang bersamaan Henrik meninggal dunia, yang kemudian membuat kasus tenggelamnya kapal Vasa ini dihentikan.
Kapal Vasa dibuat dari material pohon Oak, dan pembuatannya memakan waktu hingga 2,5 tahun. Setelah karam pada 1628, kapal perang ini baru diangkat setelah 333 tahun dalam kondisi masih utuh di beberapa bagiannya.
Museum Vasa sendiri dibuka dengan harga tiket masuk 130 Krona atau sekitar Rp200 ribu untuk dewasa dan 110 Krona atau sekitar Rp178 ribu untuk pelajar. Namun pengunjung di rentang usia 0-18 tahun dapat masuk secara gratis. Terdiri dari 7 lantai, museum ini menampilkan semua seluk-beluk kerajaan maritim bangsa Skandinavia masa lampau, lengkap dengan ruang audio-visual dan kafe.
Â
Simak juga video menarik berikut ini: