Liputan6.com, Jakarta Pernah merasa terjebak mendengar musik yang sama pada usia 30-an? Padahal, setiap hari banyak lagu dari penyanyi baru dirilis. Berikut penjelasannya dari beberapa penelitian.
Layanan streaming Deezer melakukan penelitian pada 1.000 orang dan menemukan "kelumpuhan musik" mulai usia 30 tahun, melansir dari Business Insider, Kamis (20/6/2018). Sementara usia terbanyak untuk mengekplorasi musik baru ditemukan pada usia 24 tahun.
Di usia tersebut diketahui, sebanyak 75 persen responden mendengarkan 10 atau lebih lagu baru dalam seminggu, serta 64 persen mengaku mencari lima artis baru per bulan.
Advertisement
Â
Â
Usia 30-an Kewalahan
Nah, kebanyakan orang yang berusia 30-an justru mengungkapkan keengganan untuk mendengarkan atau mencari tahu lagu baru. Penyabab terbesarnya adalah kewalahan atau kelelahan karena rutinitas.
Sebanyak 19 persen dari mereka mengaku kewalahan dengan banyaknya jumlah lagu baru yang tersedia. Adapun 16 persen lainnya memiliki pekerjaan yang menuntut. Dan 11 persen sisanya habis waktu untuk merawat anak-anak.
"Dengan begitu banyaknya musik brilian di luar sana, sangat mudah bagi mereka untuk merasa kewalahan dan menyebabkan terjebak dalam paralisis musikal di usia 30-an," ujar editor musik Inggris dan Irlandia, Deezer Adam Read.
Advertisement
Lagu sama dengan nostalgia
Sebuah penelitian yang diterbitkan New York Times awal tahun ini menemukan jika Anda berada di usia remaja ketika lagu tersebut dirilis, maka kemungkinan baru akan populer saat usia Anda satu dekade kemudian.
Alasannya otak remaja selalu berubah. Mereka seperti spons dan lebih sensitif, sehingga hormon bahagia akan dilepas ketika mendengar lagu favorit. Ini berarti jika Anda punya lagu favorit masa remaja, akan bertahan selama beberapa dekade kemudian.
Studi lain yang dikemukakan Memory and Cognition Journal menyebutkan nostalgia mempunyai peran besar mengapa kita mendengarkan musik sama saat remaja di usia 30-an. Musik adalah cara ampuh untuk mengingat ingatan atau perasaan.
Hubungan antara musik dan memori yang kuat menjadi alasan mengapa kita merasa senang mendengarkan lagu-lagu tertentu dari masa lalu.
Â