Liputan6.com, Jakarta Hubungan cinta antara sepasang kekasih memang rumit dan seakan tidak ada habisnya untuk dibahas. Mulai dari kisah romantis, selisih pendapat dan hingga drama kekasih yang selingkuh seringkali dianggap sebagai bumbu-bumbu yang memperkaya cita rasa sebuah hubungan. Semuanya menjadi ujian yang memperkuat hubungan cinta ke arah yang lebih serius atau justru kandas di tengah jalan.
Salah satu masalah yang kerap dijumpai adalah ketika salah satu pihak tiba-tiba selingkuh. Apabila sudah demikian, maka keinginan untuk segera mengakhiri hubungan tersebut semakin besar. Ini asalannya.
Baca Juga
1. Mereka sadar dan sengaja menyakiti Anda
Advertisement
Seseorang yang telah selingkuh, sudah pasti paham akan konsekuensinya yaitu dapat menyakiti perasaan Anda. Namun, mereka tidak peduli dan terus melakukan hal tersebut di atas penderitaan Anda. Aktivitas ini juga pasti dilakukan secara sadar, karena tidak mungkin bukan berkencan atau makan malam bersama dilakukan dalam keadaan tertidur? Oleh karena itu, apabila ia datang meminta maaf dan bilang tidak sengaja, bisa dibilang itu hanya kebohongan belaka.
2. Anda pantas untuk mendapatkan cinta yang lebih baik
Berkomitmen untuk setia meskipun pada akhirnya Anda diselingkuhi oleh pasangan, menunjukkan kualitas diri Anda yang sangat baik. Oleh karenanya, Anda pantas untuk mendapatkan cinta yang lebih baik dari orang yang sama kualitasnya. Nasihat lama yang mengatakan kalau jodoh adalah cerminan diri, barangkali cocok untuk menggambarkan keadaan Anda.Â
3. Alokasikan waktu Anda untuk hal yang lebih bermanfaat
Mengetahui kekasih selingkuh pasti membuat Anda kaget dan marah. Banyak pertanyaan yang terlintas di kepala Anda, seperti mengapa begini? mengapa begitu? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membuat Anda lelah. Alih-alih menghabiskan waktu untuk mengutuk, Anda dapat menggunakan energi tersebut ke arah yang lebih positif.
Â
Advertisement
4. Segera tinggalkan mereka yang selingkuh
Seperti yang dilansir dari thisisinsider.com Kamis (2/8/2018)Â kata Dr. Timaree Schmit dalam sebuah postingan untuk Philly.com mengatakan, "Gunakan frustrasi dan kemarahan sebagai motivasi untuk menyelesaikan berbagai hal dan meningkatkan kualitas diri Anda sendiri,"
Anda dapat pergi berbelanja, kuliah, bergabung dengan komunitas tertentu, membaca buku dan berbagai aktivitas produktif lainnya.
Alasan-alasan tersebut tentu tidak memaksa Anda untuk mengadopsinya secara mentah-mentah ataupun mengabaikan sudut pandang dari sisi Anda. Anda perlu menenangkan diri terlebih dahulu dan memahami kondisi Anda sedetail mungkin untuk kemudian membuat keputusan yang paling baik bagi diri dan hubungan Anda.Â
(Kiki Novilia)