Liputan6.com, Jakarta Apa Anda salah seorang yang sangat menyukai cokelat? Jika iya, tahukah Anda cokelat memiliki sejarah yang panjang sebelum menjadi camilan favorit masyarakat di seluruh dunia saat ini?
Awalnya, cokelat ditemukan pada 400 tahun sebelum Masehi dalam bentuk kakao. Suku Maya dan Aztec jadi yang pertama mengolah kakao menjadi minuman, saat itu disebut sebagai Xocoatl, yang berarti cairan pahit.
Pada saat itu, cokelat juga dianggap sebagai simbol kehidupan dan kesuburan, disebut Theobroma atau minuman para dewa. Biji kakao juga sempat dijadikan sebagai alat transaksi.
Advertisement
Pada tahun 1528, Hernan Cortez mempersembahkan kako kepada Raja Charles V, dan membuatnya tersebar ke seluruh penjuru dunia. Di tahun 1600-an, kakao digunakan sebagai hantaran mewah jika ada pernikahan antara dua anggota kerajaan dan sejak itulah, cokelat dijadikan simbol romantisme.
Â
Perjalanan panjang cokelat
Sejak kakao mulai populer di Spanyol, masyarakat mencampurkannya dengan berbagai rempah. Tahun 1800, Prancis memiliki fasilitas industri manufaktur cokelat yang pertama di dunia.
Bagaimana akhirnya cokelat bisa masuk ke Indonesia? Tahun 1560, kakao diperkenalkan di Sulawesi Utara, namun hanya sebagai tanaman sela di antara kopi.
Sekarang, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara penanam dan penikmati cokelat, setelah Ghana dan Pantai Gading. Selain itu, cokelat juga berada di urutan keempat sebagai camilan terfavorit masyarakat Indonesia, setelah pastry, biskuit, dan permen.
Advertisement
Perjalanan panjang cokelat
Untuk mempertahankan hal ini, Mondelez Indonesia sebagai bagian dari industri tersebut berupaya membuat cokelat menjadi lebih terjangkau dan menyesuaikannya dengan masyarakat Indonesia sendiri. Mondelez Indonesia terus mengembangkan kualitas melalui produk-produknya, seperti Cadbury Diary Milk.
Perjalanan cokelat di Indonesia tak lepas dari beragam tantangan, seperti pertanian kakao yang masih dilakukan secara tradisional, serta generasi muda kurang tertarik untuk membudidayakan kakao. Mondelez berusaha memberikan solusi akan hal-hal tersebut melalui program Cocoa Life.
Cocoa Life dibuat sejak tahun 2013 dan saat ini sudah membawahi sekitar 27 ribu petani di 800 desa dari 4 provinsi di Indonesia.Â