Liputan6.com, Jakarta PDKT atau tahap pendekatan adalah tahap di mana wanita dan pria saling mengenal satu sama lain. Keberhasilan dalam tahap ini akan mengantarkan keduanya ke dalam hubungan yang lebih serius. Namun, apabila dibandingkan dengan keberhasilan tersebut, kegagalan dalam melewati tahap ini terjadi lebih sering.
Salah satu kasus yang biasanya terjadi adalah ketika salah satu pihak akan menghilang tanpa ada penjelasan. Seperti yang dilansir dari thisisinsider.com Senin (6/8/2018), fenomena tersebut disebut 'ghosting' sebuah keadaan di mana seseorang menghilang begitu saja dengan putusnya komunikasi secara tiba-tiba. Istilah yang apabila diterjemahkan menjadi 'hantu' ini menjadi tren di kebanyakan kaum pria ketika tidak ingin melanjutkan hubungan dengan gebetannya.
Advertisement
Baca Juga
Ghosting, upaya untuk memutus PDKT
Alasan seseorang melakukan ghosting adalah karena tidak ingin menjelaskan bahwa ia tidak merasa cocok dan tidak berniat melanjutkan tahap tersebut ke arah yang lebih serius. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% partisipan mengaku melakukan ghosting kepada seseorang untuk mengakhiri upaya aktivitas romantis, bahkan ketika pihak lainnya sudah memiliki perasaan sayang yang dalam.
Langkah ini dilakukan agar gebetan tersebut tidak merasa dipermalukan dan tersakiti dengan kejujuran yang diberikan. Memang, dengan melakukan ghosting seseorang akan tetap merasa tersakiti, namun menyatakan dengan gamblang bahwa ia tidak ingin melanjutkan hubungan yang bahkan belum tepat disebut demikian, dianggap dapat lebih menyakitkan.
"Segera lupakan orang yang melakukan 'ghosting' kepada Anda. Itu hanya caranya dalam mengatakan bahwa ia merasa tidak cocok. Anda akan menemukan seseorang yang tepat di kemudian hari dan itu adalah sebuah kebenaran yang klise," papar Jeniffer Husein, salah seorang pelaku ghosting.
Apakah kegelisahan hati Anda sudah mulai terjawab? (Kiki Novilia)
Advertisement