Sukses

Indahnya Langit Dieng Saat Bermandikan Ribuan Lampion

Malam puncak Dieng Culture Festival 2018 benar-benar luar biasa. Rasa rindu wisatawan terhadap event ini pun terobati. Terlebih saat sekitar 5.000 lampion diterbangkan.

Liputan6.com, Jakarta Malam puncak Dieng Culture Festival 2018 benar-benar luar biasa. Rasa rindu wisatawan terhadap event ini pun terobati. Terlebih saat sekitar 5.000 lampion diterbangkan. Langit sekitar Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi sangat cantik dan semarak, Minggu (4/5) dini hari.

Ribuan lampion beraneka warna yang diterbangkan pada rangkaian Festival Budaya Dieng 2018. Suhu dingin yang mencapai di bawah 10 derajat Celcius, tidak mampu menyurutkan minat wisatawan dan masyarakat untuk tetap berada di pelataran Candi Arjuna. Sambil menyulut api untuk menerbangkan lampion, ribuan wisatawan tanpa dikomando menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama istri, dan Bupati Banjarnegara Budi Sarwono, juga terlihat menerbangkan lampion dari atas panggung acara.

"Malam ini Dieng indah, penuh dengan lampion. Warna-warni lampion dam dinginnya Dieng diharapkan bisa meredakan suhu politik menjelang Pilpres 2019," kata Ganjar sambil memandang ke langit di atas Dataran Tinggi Dieng yang dihiasi ribuan lampion.

Ganjar pun mendorong agar pelaksanaan Dieng Culture Festival selanjutnya bisa memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat setempat.

"Banyak wisatawan yang datang bahkan hingga 2 sampai 3 kali. Mereka sudah menikmati jazz atas awan semalam. Acara ini selalu menarik dan orang selalu menunggu-menunggu. Kami akab dorong terus pariwisata sebagai potensi ekonomi baru," ujarnya.

Penerbangan ribuan lampion dilakukan serentak usai pentas musik bertajuk "Senandung Negeri di Atas Awan".

Pentas musik ini menampilkan beberapa grup musik lokal dengan bintang tamu penyanyi Hiroaki Kato dari Jepang dan Noe vokalis "Letto". Kehadiran Noe yang sempat dirahasiakan panitia, membuat wisatawan kaget.

Lagu-lagu andalan band Letto pun dibawakannya. Seperti "Sebelum Cahaya", "Sandaran Hati", hingga "Ruang Rindu". Tanpa diperintah, wisatawan ikut bernyanyi. Dengan menggunakan bahasa Jawa, Noe yang merupakan anak pertama budayawan Emha Ainun Nadjib, sukses mengajak penonton berdendang.

Aksi panggung menawan juga diperlihatkan band Asal Yogyakarta, The Rain. Lewat hits "Terlatih Patah Hati", The Rain berhasil menghipnotis ribuan penonton yang hadir. Lagu ini sekaligus menutup event yang sudah 9 kali dilaksanakan itu.

Pihak Kementerian Pariwisata juga ikut happy dengan pelaksanaan DCF-9. Sebab, bukses DCF-9 bisa memberikan impact langsung terhadap perekonomian di Dieng. Masyarakat diharapkan bisa lebih baik dalam hospitality terhadap wisatawan baik wisatawan mancanegara ataupun nusantara.

"Kekayaan adat dan budaya daerah ini tentunya akan memperkaya keragaman adat dan budaya nasional perlu untuk dilestarikan,” ujar Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, yang diwakili Koordinator Tim CoE Ngurah Putra.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, menilai Dieng Culture Festival memiliki aspek Content dan Communication yang bagus.

"Harapan selanjutnya setelah Content-nya sudah oke, Communication sudah oke, tinggal C yang ketiga yaitu Commercial. Aspek Commercial pun berarti sudah mengokohkan Dieng sebagai destinasi utama Indonesia," ujarnya.

 

(*)