Sukses

Backpacking ke India 3 Minggu Ala Fashion Designer Rama Dauhan

Ingin traveling ke India? Simak beberapa panduan backpacking ala fashion designer Rama Dauhan.

Jakarta Hobi traveling? Beragam destinasi unik, eksotis dan seru yang cukup menantang pasti ada dalam daftar perjalanan Anda. Selain pilihan destinasi, segala persiapkan agar traveling berjalan lancar pun harus dipersiapkan. Terlebih, destinasi dengan budaya yang sangat berbeda yang mungkin membuat kita terkejut sesampainya di sana.

FIMELA melihat perjalanan designer berbakat tanah air, Rama Dauhan ke India selama beberapa pekan terakhir di Instagram. Perjalanan yang pastinya seru, dan menginspirasi. Apalagi Rama adalah seorang designer yang pastinya sudah terbiasa mengumpulkan inspirasi dari apa pun yang menyentuh semua inderanya.

Persis 3 minggu, sampai akhirnya Rama kembali ke tanah air dan cukup banyak orang yang ternyata penasaran persiapan apa saja yang harus dilakukan untuk dapat mewujudkan perjalan ke India yang penuh kenangan. Meski persiapan cukup panjang, Rama mengaku ia cukup terkejut dengan semua kenyataan yang ia temukan di India. "Beberapa daerah kondisinya sangat kontras antara yang punya atau tidak," jelas Rama lewat pesan singkat.

"Persiapan untuk trip ini setahun, tapi baru beli tiket awal 2018 dan benar-benar intens dipersiapkan 2 bulan sebelum jalan. Saya sangat suka budaya, dan memang dari dulu tertarik dengan India. Budayanya bagus, sastrawan dan filsuf dari India juga banyak, kan?" tambah Rama lagi.

Rama sempat membagikan beberapa key points, yang FIMELA rangkum di bawah ini.

Soal makanan:

Makanan India langsung dimakan di India jelas enak. Tapi, banyak pilihan lain sebenarnya.  Vegan atau non vegan. Western dan chinese food juga ada. Burger King dan McDonald tidak menawarkan daging sapi. Jelas. Beberapa orang bisa sangat sensitif dengan makanan India. Sebaiknya jangan jajan pinggir jalan, apalagi minum. Bawa obat sakit perut, seperti Norit, yang banyak.

Soal penginapan:

Cari di agoda atau yang sejenisnya. Berdasarkan budget dan cari yang lokasinya sempurna, dalam arti tengah kota dan dekat kemana-mana. Tempat wisata mematok 500 - 1000 rupee, bawa kamera apapun tambah 100 rupee. Ada beberapa tempat yang menyediakan audioguide dan gratis.  India ini negara yang sangat luas, pilihan sangat banyak. Tiap kota punya pesona dan kejutannya masing-masing. Baik itu kebersihan, keramahan orang-orang, sampai objek wisatanya.

Soal objek wisata:

Di Agra, satu-satunya yang menarik cuma Taj Mahal dan bentengnya. Di Jaipur lebih banyak yang bisa dinikmati. Dan belanja-belanja di Jaipur lebih seru.

Soal traveling sendirian untuk perempuan:

Aman-aman saja, asal memperhatikan penampilan. Jangan pakai celana pendek. Jaga-jaga sendiri dan emosi, misalnya tanpa sengaja (atau sengaja) dicolek orang asing di jalan.

Soal tiket kereta :

Cek di www.irctc.co.in, bisa agak membingungkan dan mungkin butuh bantuan mereka yang fasih dengan bahasa India dan sistem pemesanannya.

Soal tiket pesawat:

Pastikan dulu, kota-kota tujuan ada bandaranya. Kota kecil jarang ada bandara, jadi harus mencari akses kereta atau bus. Atau airport di kota terdekat.

Penulis: Stanley D

Sumber: Fimela.com

 

Soal bau-bau tak sedap:

Wangi-wangi eksotis akan muncul sangat kuat, sehabis hujan. Karena di India hewan-hewan bebas berkeliaran, bersiap dengan semua aroma semuanya. Digabungkan.

Soal pakaian selama trip:

Dianjurkan membawa detergent sendiri. Cuci di hari yang sama. Jangan sampai menumpuk, nanti urusan jemur bisa membingungkan.

Area favorit Rama:

Jaipur dan Udaipur.

Modal ke India berapa, jika ingin backpacking:

Di luar tiket pesawat pulang pergi, sebenarnya bisa murah kalau memilih guest house dan sudah book tiket kereta atau bus dari jauh hari. Karena orang India itu biasa pesan tiket ternyata dari 3 bulan sebelumnya. Intinya, jangan pesan tiket terlalu dekat hari keberangkatan.

Orang lokal ramah atau tidak?

Beberapa tempat ramah, tapi tidak sedikit yang akan memaksa kita membeli atau mampir ke toko mereka. Kalau butuh bantuan orang lokal, memberi kompensasi harus!

 

I'm so grateful to finally see one of my bucket list 💗👳‍♂️

A post shared by RAMA DAUHAN (@ramadauhan) on

Recommended places:

Tergantung mau ke kota apa. Rama menyarankan membeli buku panduan Lonely Planet India. Sangat lengkap, sampai ke tips-tipsnya. Harganya agak mahal, tapi super membantu.

Tiga minggu di India, bisa dapat area mana saja:

Rama sempat menginjakkan kaki di Jaipur, Jodphur, Udaipur, Pushkar, Agra, Varanasi, New Delhi dan Mumbai.

Paling penting juga:

Pergilah traveling dengan orang yang sama frekuensinya.

Soal SIM Card:

Aktivasi kartu selular bisa sampai 3 hari. Dianjurkan beli paket roaming dari Indonesia saja. Sejauh ini, baru Telkomsel yang punya paket roaming ke India, 425.000. Kalau ketemu wifi, pakai wifi.

Soal atm:

Debit BCA juga bisa dipakai, tapi menarik uang tunai di India bisa agak susah. Harus dicoba beberapa kali.

Oleh-oleh yang bisa dibeli di India:

Kain, pajangan, teh, dupa, suvenir dan yang jelas kalau backpacking susah beli yang aneh-aneh juga.

Bawa ransel besar 3 minggu, melelahkan?

Maka dari itu, sebelum liburan panjang harus pastikan kondisi kita fit supaya bisa angkat tas besar.

 

Wajibkah seumur hidup ke India setidaknya sekali?

Wajib, banyak sekali yang dapat dipelajari dari India. Kita jadi bisa menghargai apa yang kita punya di Indonesia, menghargai beragamnya budaya di India, dan mungkin semua kejutan yang kita temukan di India dan membuat kita rindu dengan Indonesia. Termasuk menghargai fakta bahwa di Indonesia kita tidak royal menggunakan klakson. Rama mengaku, di satu titik, India ini seperti beautiful, meaningful chaos. Mungkin karena itu, yoga diturunkan di India.

Setelah merampungkan perjalanan 3 pekan ini, apakah sebenarya ada cara paling oke untuk menjalani rute India?

Secara pribadi, Rama berpikir sebaiknya pilih kota dengan atraksi paling sedikit, atau mungkin tingkat ekonominya paling rendah. Supaya tidak kaget. Dan pesanlah tiket jauh-jauh hari.

Hello, Blue City! 💙

A post shared by RAMA DAUHAN (@ramadauhan) on

Video Terkini